Day 6 - Sepucuk Surat Rahasia
Dear, X.
Ingatkah kamu pernah mengirimiku tulisan dengan nama pengirim itu? Yang mana saat itu aku tidak tahu siapa kamu? Ah, kamu jelas lupa. Kamu pun tidak tahu betapa aku sungguh-sungguh menyelidiki siapa pengirim surat itu. Mulai dari mengamati setiap model huruf dari tulisanmu yang unik, menyamakannya dengan tulisan dalam buku presensi perpustakaan, dan lain sebagainya.
Tidak, tidak apa-apa kamu lupa. Aku pun tidak berharap kamu ingat jika memang waktu telah menghapus semuanya. It is fine.
Aku tidak tahu apa yang harus kutulis untukmu saat ini. Aku tidak bisa langsung mengirim pesan padamu, tapi aku juga tidak bisa membiarkan hal ini terbuang tidak jelas. Ah, apasih Alvi. -.-
Jadi begini, aku hanya ingin menyampaikan 2 hal.
Pertama, aku ingin ucapkan terima kasih. Jika kamu bertanya untuk apa, itu demi diriku sendiri. Biar aku lega. Aku belum pernah berterima kasih, kan, selama ini? 🙂
Kedua, aku ingin bilang jangan kembali lagi. Jika kamu kembali, semua yang sudah berlalu juga akan kembali. Kecuali kamu baik-baik saja dengan itu, kembalilah.
...
Teman-teman yang budiman, surat diatas adalah contoh penulisan surat rindu yang tidak benar. Mohon jangan ditiru. Jangan pula ditanggapi serius, kecuali kamu merasa kamulah X-nya!
Bye, X!
From me,
AR169
Aku mau baper, eh endingnya bikin kesel ya 🙈😂😂
BalasHapusWkwkw.. Harap maklumi saya yang kurang cepat tanggap karena memang kurang Bebelac. *apasih 🙈
Hapus.... 😓
BalasHapus