Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Perkenalanku dengan Jurusan Sastra Inggris

Gambar
Dulu, waktu masih duduk di bangku SD, aku suka sekali Bahasa Inggris. Itu pelajaran favoritku. Waktu SMP dan SMA juga tetap suka Bahasa Inggris, tapi karena lingkungan tidak mendukung, jadinya kemampuanku diam di tempat, tidak menguat, tidak pula meningkat secara signifikan. Paling-paling cuma belajar sebagian kecil Tenses, expression, macam-macam teks, dan sebagainya. Selama belajar 12 tahun itu pun, aku tidak tahu bagaimana rasanya masuk laboratorium bahasa, karena di sekolahku memang tidak pernah ada. Selain itu, - bukan maksud meremehkan -, tapi standar perekrutan guru di sekolahku memang berbeda dengan sekolah-sekolah negeri. Karena saat SMP aku dipondokkan, guru-guru yang masuk pun difilter dengan kriteria-kriteria tertentu yang lebih berdasar kepada ajaran Islam yang dianut pondok (seperti cara berpakaian, berdandan, dan sebagainya). Saat SMA, ah, sebenarnya aku masih menghabiskan 1 semester di pondok, lalu semester berikutnya pindah ke sebuah Madrasah Aliyah swasta.

Akan Ada Masanya

Gambar
Akan ada masanya, Anak muda jauh di masa depan Tidak lagi mengenal dalam novel-novel hits, "Mobil itu melesat dengan cepatnya, bagaikan Buraq versi kasat mata." Mobil? Melesat cepat? Apakah memang pernah ada? Melainkan "Mobil itu merayap dengan perlahan, bagaikan ulat mencari makan." Akan ada masanya, Anak muda jauh di masa depan Tidak lagi menemukan dalam koran, "Si pengendara Mio merah muda itu tewas ditabrak oleh Jaguar berkecepatan tinggi." Melainkan "Si pengendara Mio merah muda itu tewas sesak napas akibat polusi dari macetnya lalu lintas." Begitulah.. Manusia mulai berubah Demikian pula cerita-cerita yang dimilikinya Apa kabar literatur masa depan? Aku ingin tahu apa yang dipikirkan manusia-manusia pada zamanmu! --------------------------- Just a random thought of me, Alvi Rosyidah || @alvrose_ Cheers!