Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Masa Lalu untuk Masa Depan | #NovemberProject

Gambar
Apakah kau pernah menyadari berapa besar upaya orang-orang terdahulu mengabarkan kita tentang masa-masa lampau? Mencoba berkomunikasi dengan kita ketika raga tak mampu menyampaikan. Ah, usahlah kuberitahu. Kau pasti tahu pada zaman itu belum ada blog macam begini. Hikayat dari mulut ke mulut? Itu pasti berubah dari kisah aslinya. Karena, kau tahulah, setiap bibir ingin berkontribusi membumbuinya dengan imajinasi. Lalu mereka menemukan cara. Menghafalkan. Ketika umur dikira-kira hendak habis, baru dialihtahtakan ke generasi berikutnya yang dipercaya. Paling tidak itu mengurangi kemungkinan tercampur-aduknya berita. Tapi ternyata takdir tidak menyetujuinya. Banyak kasus menunjukkan bahwa maut kadang datang tidak disangka. Ah, padahal belum sempat cerita itu diturunkannya. Lalu satu cara lagi muncul. Yaitu dengan menuliskannya. Apa yang kau tahu tentang Cleopatra, ukiran hieroglif dalam gua, keberadaan suku Maya, atau bahkan tentang kejayaan Inggris zaman Vi

Would You Rather ... | #NovemberProject

Gambar
Hai! Selamat datang di postingan kedua saya dalam #NovemberProject :) Beberapa hari yang lalu, saya mengirim gambar ini ke teman kolaborasi saya dalam project ini – Mbak Fira. Ketika saya tanya apa dominan jawabannya ternyata banyak yang berbeda dengan saya. Nah, maka dari itulah, kami tertarik untuk mengetahui apa yang menjadi alasan untuk memilih jawaban masing-masing. Ehem, mungkin kelihatannya ini sepele dan kayak main-main. Tapi menurut saya, permainan semacam ini melatih reasoning lho! Hahaha. Alesan. Tapi bener kan? XD     1. I’d rather meet my great grandchildren. Alasannya? Karena aku pengen tau gimana keturunanku nanti (kalo punya – kalo umur cukup, hehe). Seandainya aku diberi kesempatan ini, aku ingin melihat apakah mereka dalam kondisi baik, apakah mereka sesuai dengan yang kami para tetua harapkan (aih!), dan lain sebagainya. Intinya, melihat masa depan bisa selalu mengingatkan bagaimana kita harus berjuang untuk hari ini. 2. I’d rath

Semakin Aku Dewasa ... || #NovemberProject

Gambar
Hai. Aku seorang remaja akhir angkatan ’98. Selama 20 tahun ini, sudah banyak hal yang berubah. Lingkunganku, keluargaku, teman-temanku, bahkan aku sendiri. Bukan hanya tentang umur yang semakin menua, tapi juga tentang segala sesuatu tentang hidup yang aku percaya. Di bawah ini adalah 6 hal yang aku pelajari dalam prosesku menjadi dewa. Maaf, dewasa. 1. Tentang kepura-puraan yang ternyata menguras tenaga Bukan, bukan tentang kupura-puraan seperti yang sedang kamu pikirkan sekarang. Pura-pura senyum padahal sakit, pura-pura baik padahal munafik , ah itu terlalu klise. Kepura-puraan yang aku maksud disini lebih ke pekerjaan yang mewajibkan berpura-pura. Seperti aktor? Ya, tapi kurang tepat. Karena ketika menjadi aktor, kamu hanya akan berpura-pura ketika kamera menyala. Jika ada kesalahan dalam berpura-pura, kamu bisa mengulanginya asal rol film masih ada. Lalu apa? Guru. Ya. Ini yang kumaksud. Ketika kamu harus datang ke kelas dengan rapi plus full battery , m