Postingan

Menampilkan postingan dengan label Celotehanku

Berangkat ke Titik Lain

Gambar
Terdapat sebuah teori menarik, yang sayangnya aku lupa siapa pencetus maupun naratornya. Katanya, titik nol sesungguhnya bukan titik awal. Kembali ke titik nol bukan berarti kembali ke titik awal di mana nol pula kegiatan ataupun pencapaiannya. Titik nol sejatinya adalah titik keseimbangan, di mana kamu tidak berada pada titik positif, maupun titik negatif. Memaksakan diri terus memanjat ke arah positif keseringan akan membuatmu malah jatuh terlelah di titik negatif. Entah itu dalam bentuk sakit, stres, atau depresi.  Kurasa sangat jarang aku bercerita secara lugas soal pribadiku di sini. Namun, biarkan aku kali ini. Seorang kawan berpendapat, mungkin ini merupakan tanda dan kesempatan bagiku untuk mengejar mimpi lain yang sempat tertunda. Kawan yang lain berkata, bahwa ia selalu melihatku bekerja keras sejak ia mengenalku. Ingatanku terbang ke masa lalu, di mana kawan-kawan mengunjungi tempatku bekerja dan menghabiskan beberapa jam nongkrong di kafe sebelah kantorku sambil meneman...

On Rainy Days, Tangis yang Manis, serta Kenangan yang Dipaksa Habis

Gambar
Dulu sekali, sekitar tiga belas tahun yang lalu, seorang kakak kelas yang sangat karib memperdengarkan padaku music video lagu ini. Ia menyukai lagu-lagu yang berasal dari negeri ginseng itu sudah biasa. Yang tidak biasa adalah ia berhasil menunjukkan satu lagu yang dapat kuterima. Ya, On Rainy Days oleh boy band B2ST adalah satu-satunya lagu Korea yang kusukai. Hal ini cukup ganjil karena lagu-lagu populer Korea umumnya tidak masuk dalam seleraku. Bahkan, ketika seorang teman menunjukkan lagu oleh SHINee berjudul Sherlock pun (karena ia tahu aku penggemar detektif fiktif Sherlock Holmes), aku malah cenderung benci karena itu bukan seperti Sherlock yang aku tahu, haha.           Namun, Kawan, itu sungguh berbeda saat On Rainy Days melenggang sopan di telingaku. Dan detik itu, aku tidak tahu bahwa itu bukan menjadi titik balik di mana aku mulai menyukai lagu Korea, melainkan menjadikannya sebagai satu-satunya lagu Korea yang aku suka. Benar, Kawan, bukan ...

365 Days with You

Gambar
I always have some kind of energy jolts whenever I rewatch the compilation of videos I recorded through years of us being together. That, is exactly why I filmed, arranged, and edited those big piles of footages in the first place. Whenever I feel drowsy and let down by life, my phone gallery with that specific folder called "Edited" is always been my go to haven. Never posting those pain relief candies containing our smiles, laughter, and silly jokes in public somehow helps me acknowledging that there is at least one thing in this world that is completely mine and only mine. In this social world, he might be his parents', his students', or his colleagues', but these memories we carved together and I recorded, are legitimately mine and only mine. Just thinking about it makes my soul delighted.  Since 365 days ago, I have a lot more footages filmed, of us exploring the world, both the world of marriage and the wide world outside our balcony. Looking in retrospect, ...

Mengoreksi Kesalahan Penulisan di Kemasan Skincare akibat Gabut = Mengasah Kepekaan Berbahasa

Gambar
Sebelum berangkat ke kantor pagi tadi, saya menyempatkan memilah wadah-wadah skincare yang telah habis isinya, untuk sekalian dibawa ke tempat sampah. Tidak sengaja, mata menangkap sesuatu yang salah di kemasan toner Azarine biru ini. Ada kesalahan ejaan fatal pada deskripsi produknya! Hal ini tentu saja membuat saya membaca seluruh kalimat, paragraf, bahkan kemasan produk-produk lain. Di waktu yang mepet itu, saya sempatkan membacai kemasan-kemasan itu, serta memotretnya. Jika tidak, tidak akan puas rasanya. Pergi kerja dengan mencemaskan sesuatu di rumah itu rasanya tak tenang, bukan? 😀 Ini dia pelakunya. Respons pertama saya yaitu, “Aduh, ini sih kebangetan. Apakah penulisan deskripsi semua produk Azarine separah ini?” Jadilah saya cek produk body serum Azarine dengan kemasan berwarna manis ini. Fatal. Fatal. Azarine benar-benar membutuhkan technical writer baru. Atau kalau sungkan menggantinya, rekrutlah editor. Atau bahkan Azarine sudah punya editor, tapi kesalahan setampak ini...

Resensi & Review Buku: The Comfort Book [Matt Haig]

Gambar
Kita semua tahu–baik secara teori maupun empiris–bahwa di titik-titik terendah dalam hidup kita, selalu ditemukan pelajaran-pelajaran dan hikmah yang tak akan kita temui jika kita tidak mengalami pengalaman buruk itu. Matt Haig dalam buku The Comfort Book ini menuliskan pelajaran-pelajaran yang sebagian besar ia dapatkan pada waktu-waktu sulit yang ia alami. Membaca buku ini terasa seperti membaca jurnal atau buku catatan yang isinya cukup random dan seinginnya penulisnya, atau dalam bahasa Jawa “ sak sir-e penulis ”. Bagi sebagian orang, buku ini mungkin membangkitkan ingatan atau trauma masa lalu mengingat adanya topik depresi dan suicide (bunuh diri) di sini. Tapi tenang saja, saya rasa tidak akan berakhir buruk, karena Matt Haig akan menuntunmu untuk memeluk ingatan dan trauma itu, kemudian hidup berdampingan dengan damai dengannya. Bagi sebagian yang lain, buku ini mungkin hanyalah rangkaian kalimat-kalimat dangkal yang mungkin sudah pernah terpikirkan atau sudah pernah dibaca. S...