Ia yang Pergi, dengan Pamit, tanpa Penjelasan | Terjemahan bebas dan makna lagu Tallulah oleh Sonata Arctica


Kadang sesuatu yang kamu gadang-gadang akan berlangsung selamanya, cinta sehidup semati, dan apa pun itu, hanyalah kesia-siaan. Tidak ada makhluk yang kekal, demikian juga manusia beserta perasaan-perasaannya, prinsip-prinsip hidupnya, dan keteguhan hatinya untuk terus memupuk sebuah hubungan yang sudah berjalan lama. Kira-kira begitulah tragedi yang terjadi dalam lagu ini.


Kawan, jika kaumemintaku untuk menyebutkan satu lagu dengan lirik berupa paparan kisah paling menyedihkan dan membuat siapa pun tak kuasa bersimpati, maka sejauh ini lagu Tallulah oleh Sonata Arctica ini bertengger di urutan teratas. Tak hanya liriknya yang menusuk-nusuk, melodinya pun mendukung suasana sepi, sendu, dan senja itu.


Kawanku, berikut ini terjemahan bebas sekaligus interpretasi makna lagu Tallulah. Semoga bermanfaat, dan semoga kalian menikmatinya. :)


----------------------------------------------------------------------


Tallulah

Sonata Arctica



Remember when we used to look how sun set far away

And how you said, "this is never over"

I believed your every word and I guess you did too

But now you're saying, "hey, let's think this over"

Ingatkah engkau bagaimana kita dulu sering menyaksikan senja bersama, jauh di ujung barat. Dan bagaimana engkau saat itu mengatakan padaku bahwa cinta ini akan abadi. Kala itu aku percaya setiap kata yang keluar dari mulutmu, dan kurasa kau mempercayainya juga. Namun, bagaimana bisa kau sekarang berkata, “hei, mari kita pikirkan ulang tentang ini.”


(Pada baris pertama, kata “used to” menunjukkan sesuatu yang menjadi kebiasaan di masa lampau. Artinya, mereka tidak hanya menyaksikan senja sekali, tetapi berkali-kali hingga menjadi kebiasaan. Namun, di antara puluhan atau ratusan senja itu, ada satu yang paling terngiang, yakni senja di mana ia mendengar kekasihnya berkeyakinan bahwa hubungan mereka takkan pernah berakhir. Mereka berdua meyakininya, hingga sang kekasih ingin mengakhiri semuanya.)



You take my hand and pull me next to you, so close to you

I have a feeling you don't have the words

I found one for you, kiss your cheek, say bye, and walk away

Don't look back cause I am crying

Kemudian kau merengkuh tanganku dan mendekatkannya padamu. Aku tahu engkau punya sesuatu untuk dikatakan, tetapi kau tak tahu bagaimana mengatakannya. Kutangkap bahasamu, bahwa sepertinya harus aku yang melakukan sesuatu terlebih dahulu. Kukecup sebelah pipimu, kuucap selamat tinggal, dan berjalan meninggalkanmu. Tak menoleh ke belakang, karena aku menangis tersedu.


(Aku membayangkan suasana di bait kedua ini, lisan mereka berdiaman, tetapi pikiran dan perasaan berkecamuk. Sangat hening hingga yang terbaca hanyalah gerak yang makin membuat pilu. Sang narator tak sanggup menahan keheningan tak beralasan itu, dan ia berpikir kekasihnya takkan menjelaskan suatu hal pun, sehingga ia memutuskan sebaiknya ia melangkah pergi. Pergi pun tak sekonyong-konyong pergi, tetapi ia membuat gestur yang menunjukkan bahwa ia masih mencintai kekasihnya itu. Pendeknya, tanpa dendam, yang menunjukkan rasa kasih sayang yang dalam.)



I remember little things you hardly ever do

Tell me why

I don't know why it's over

I remember shooting stars, the walk we took that night

I hope your wish came true— mine betrayed me

Aku mengingat hal-hal kecil yang kurasa kau hampir tak mengingatnya. Tolong katakan padaku, karena aku tak mengerti mengapa semua ini harus berakhir. Secara acak pula kuingat bintang jatuh yang kita saksikan kala berjalan-jalan malam itu. Kuharap harapanmu jadi nyata— karena dalam kasusku, ia mengkhianatiku.


(Baris terakhir itu, dalam bahasa Indonesia mungkin terasa biasa saja, meskipun aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk tetap memasukkan “feel” yang sama dalam terjemahannya, tetapi tetap versi bahasa Inggris lebih indah secara struktur bahasa. Baris itu, merupakan baris favoritku dari seluruh harapan perpisahan yang pernah ada dalam lagu-lagu. Kombinasi dari harapan itu yang dikaitkan dengan peristiwa menyaksikan bintang jatuh pun menjadikannya sangat cocok dan indah.)



You let my hand go, and you fake a smile for me

I have a feeling you don't know what to do

I look deep in your eyes, hesitate a while

Why are you crying?

Kau membiarkan tanganku pergi dan memalsukan sebuah senyuman untukku. Kutangkap bahasamu, bahwa kau tak tahu apa yang harus kauperbuat. Kutatap dalam-dalam kedua matamu, yang sejenak membuatku bimbang— mengapa engkau menangis?


(Wanita terkadang memang sulit dipahami. Ia menyuruhmu pergi, tetapi ia pun menangis. Bait ini menggambarkan konflik antara logika dan perasaan sang kekasih yang tak dipahami narator. Yang menjadikan lirik ini sangat menyakitkan adalah, narator menangkap adanya konflik batin tersebut, tetapi di sisi lain ia tahu bahwa ia tidak akan menerima penjelasan, sehingga ia tetap terpaksa harus pergi dan bertanya-tanya pada diri sendiri, selamanya.)



Tallulah, It's easier to live alone than fear the time it's over

Tallulah, find the words and talk to me

Oh, Tallulah, this could be heaven

Tallulah, sungguh lebih mudah untukku hidup sendiri daripada dihantui ketakutan bahwa hubungan kita bisa berakhir. Tallulah, kumohon temukan kata-kata dalam bahasa apa pun itu, dan jelaskan padaku. Oh, Tallulah, tahukah kau bahwa masih ada kesempatan, dan hidup kita berdua bisa saja kembali terasa seperti surga.



I see you walking hand in hand with long-haired drummer of the band

In love with her or so it seems

He's dancing with my beauty queen

Don't even dare to say you hi, still swallowing the goodbye

But I know the feelings still alive, still alive

Suatu hari kumelihatmu berjalan bersisian dengan drummer band berambut panjang itu. Kurasa ia jatuh cinta padamu. Dan ia menari bersama ratu kesayanganku. Aku tak berani untuk sekadar menyapamu, karena tenggorokanku masih berusaha menelan perpisahan itu. Namun, kutahu di dalam sini, perasaan itu masih ada.


(Aku pribadi tidak menangkap adanya tanda bahwasanya sang mantan kekasih ini memiliki perasaan pada drummer band berambut panjang ini, terlebih sejak sebelum tragedi perpisahan. Hal ini ditunjukkan dengan fokus sang narator pada perasaannya sendiri dan haruskah ia menyapa. Jika memang alasan perpisahan mereka adalah si wanita terlibat “an affair”, maka narator tidak akan sedamai itu menuliskan bait ini. Ia harusnya fokus ke “oh ini yang bikin kita pisah” atau sibuk menghujat si laki-laki drummer itu. Perlu diingat, di Barat, menari bersama lawan jenis, meski tanpa perasaan, adalah sesuatu yang lumrah. Satu lagi yang membuat lirik lagu ini sangat pilu adalah, bahwa sang narator tidak melakukan manuver-manuver buruk maupun bersifat menyalahkan. Seluruh hal yang ia lakukan bersifat reflektif dan menyimpan dukanya sendiri.)



I lost my patience once, so do you punish me now

I'll always love you, no matter what you do

I'll win you back for me if you give me a chance

But there is one thing you must understand

Pernah, aku kehilangan kesabaranku sekali, haruskah kau menghukumku untuk itu sekarang? Aku selalu mencintaimu tak peduli apa pun yang kaulakukan. Jika kau memberiku satu kesempatan lagi, aku akan berusaha sekuat tenaga memenangkan hatimu. Namun, ada satu hal yang harus engkau pahami.


(Kata “once” menunjukkan sesuatu yang terjadi dulu sekali. Ini menunjukkan bahwa narator masih tidak bisa menghentikan pikirannya untuk mencari-cari alasan kepergian kekasihnya, dengan mengingat-ingat kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuatnya.)



Tallulah, It's easier to live alone than fear the time it's over

Tallulah, find the words and talk to me

Oh, Tallulah, this could be… (heaven)

Tallulah, sungguh lebih mudah untukku hidup sendiri daripada dihantui ketakutan bahwa hubungan kita bisa berakhir. Tallulah, kumohon temukan kata-kata dalam bahasa apa pun itu, dan jelaskan padaku. Oh, Tallulah, jika saja masih ada kesempatan, hidup kita berdua bisa saja kembali terasa seperti surga.



----------------------------------------------------------------------



Demikian terjemahan bebas dan interpretasi lirik lagu Tallulah oleh Sonata Arctica ini. Bagaimana menurutmu? Apakah ada lagu yang lebih tragis dari ini? :’)

Berikan pendapatmu di kolom komentar, Kawan.


Sekian dulu dariku..

Salam hangat,


AR.


Pic source: Bruno Silva

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Analisis Lagu "The Masterplan" - Oasis

Terjemahan Bebas dan Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 2)

Siluet Kegetiran Mempertahankan Hal-Hal yang di Ambang Kehancuran | Makna Lagu Dead in the Water - Noel Gallagher's High Flying Birds

Bahaya Jas Almamater (dan Sebangsanya)

Kukisahkan dengan Indah (dan dengan patah hati) Cinta John untuk Yoko | Makna lagu Woman oleh John Lennon

5 Film dengan Soundtrack Lagu The Beatles

Kritik terhadap Standar Sosial serta Impian Manusia yang Terdistorsi | Analisis Lirik Lagu Californication oleh Red Hot Chili Peppers

Resensi & Review Buku: Journal of Gratitude [Sarah Amijo]

Gloomy Sunday - Billie Holiday