Postingan

Menampilkan postingan dengan label Review

Review Film Buya Hamka Vol. 1 (2023) | Sebuah Biopik yang Rancak

Gambar
Salah satu kosakata Minangkabau yang saya ingat betul dari film Buya Hamka (Vol. 1) ini adalah rancak . Terlepas dari takarir (teks terjemahan) yang sudah tersedia, saya langsung cek artinya di KBBI. Rancak memiliki dua makna. Dan kedua makna tersebut semuanya sesuai dengan film Buya Hamka garapan sutradara Fajar Bustomi ini. Makna pertama dari kata rancak mewakili kepuasan saya terhadap film Buya Hamka (2023) ini. Rancak dalam artian yang pertama adalah bagus , elok , dan cantik . Benar saja, saat memasuki bioskop (saya terlambat 1–3 menit di awal), saya langsung terpikat dengan visual dan scoring yang memikat hingga saya hampir kesandung saat menaiki anak tangga menuju seat saya. Pertama, penata musik bekerja dengan luar biasa dalam membangun atmosfer. Kedua, visual yang enak dipandang, terutama tentang estetika masa lampau tanah Minangkabau nun jauh pada zaman kolonial Belanda. Ketiga, terkait aktor-aktrisnya. Kemistri Vino G. Bastian dengan Laudya Cynthia Bella sebagai Buya Hamka

Resensi & Review Buku: The Comfort Book [Matt Haig]

Gambar
Kita semua tahu–baik secara teori maupun empiris–bahwa di titik-titik terendah dalam hidup kita, selalu ditemukan pelajaran-pelajaran dan hikmah yang tak akan kita temui jika kita tidak mengalami pengalaman buruk itu. Matt Haig dalam buku The Comfort Book ini menuliskan pelajaran-pelajaran yang sebagian besar ia dapatkan pada waktu-waktu sulit yang ia alami. Membaca buku ini terasa seperti membaca jurnal atau buku catatan yang isinya cukup random dan seinginnya penulisnya, atau dalam bahasa Jawa “ sak sir-e penulis ”. Bagi sebagian orang, buku ini mungkin membangkitkan ingatan atau trauma masa lalu mengingat adanya topik depresi dan suicide (bunuh diri) di sini. Tapi tenang saja, saya rasa tidak akan berakhir buruk, karena Matt Haig akan menuntunmu untuk memeluk ingatan dan trauma itu, kemudian hidup berdampingan dengan damai dengannya. Bagi sebagian yang lain, buku ini mungkin hanyalah rangkaian kalimat-kalimat dangkal yang mungkin sudah pernah terpikirkan atau sudah pernah dibaca. S

Resensi dan Review Buku Brianna dan Bottomwise [Andrea Hirata]

Gambar
‘Pak Cik’ Andrea Hirata selalu membuatku terpikat dengan karya-karyanya. Pertama kali, aku dibuatnya jatuh hati dengan—tentu saja—Laskar Pelangi. Buku itu hadiah ulang tahunku yang ke-11 dari ibu. Sejak saat itu, aku selalu membaca semua karyanya. Tak terkecuali. Kemudian, tahun 2022 lalu Pak Cik menerbitkan sebuah buku baru. Dari “ trailer-trailer ” yang diunggah Bentang Pustaka maupun Pak Cik sendiri, aku berpikir rupanya menarik. Detektif? Musik? Orkes Melayu? Boi! Aku ingin baca! Dan tentu saja akhirnya aku membelinya. Kau ingin dengar pendapatku, Kawan? Ojeh. Mari kita sedikit berlagak formal dan memulainya dari identitas buku. Simak sampai habis, ya! :) Identitas Buku Judul                              : Brianna dan Bottomwise Penulis                        : Andrea Hirata Cetakan Pertama      : 2022 Penerbit                        : Bentang Pustaka Jumlah halaman       : 362 hlm.

Yang Buya Hamka Sampaikan Melalui “Tuan Direktur”

Gambar
Tuan Direktur merupakan buah karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa dikenal sebagai Buya Hamka – sesosok ulama sekaligus sastrawan Indonesia yang cukup prolifik. Tuan Direktur pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 berupa cerita bersambung yang dimuat dalam majalah Pedoman Masyarakat. Sampai sekarang pun, Tuan Direktur ini masih banyak dibaca oleh segenap kalangan hingga ke negeri seberang. Tokoh utama dalam Tuan Direktur adalah Jazuli, seorang pemuda asal Banjarmasin yang merantau ke Surabaya untuk mencari peruntungan. Di buku ini dikisahkanlah perjalanan Jazuli yang merubah pribadinya dari orang rendah hati dan taat beragama menjadi orang yang sepenuhnya berbeda – serigala yang tamak harta. Selain Jazuli, Buya Hamka menghadirkan sosok Pak Yasin sebagai perbandingan Direktur Jazuli dalam menyikapi harta benda dan kenikmatan dunia. Tidak hanya yang berkaitan dengan nafsu materialistik, dibawah ini beberapa pesan yang Buya Hamka sampaikan melalui Tuan Dir

Chosen by a Horse – Book Review

Gambar
Dobroye Utra, guys! (‘good morning’ in Russian)   :3 Here I want to make a brief review about a book I have read a couple of days ago titled “ Chosen by a Horse ” by Susan Richard, an American writer. This book I’ve read is actually not mine. It’s my friend’s, Afi. I borrowed it around two weeks ago, and I finished it in a week. Pretty long, huh? :D Well, it was because I always make a note for every new vocabulary I found in the book. And, it was kind of….. a lot of important vocabularies I should write down. : )))) On the front cover, you can see the title and a short sentence : “How a broken horse fix a broken heart” And on the back cover, there is a brief synopsis. Here it is : A book for anyone who has ever loved a horse, and for everyone who has ever lost a loved one             When Susan Richards agrees to give a home to one of the abused horses just taken in by the local Animal Rescue Centre, a new chapter opens in his turbulent life.