Day 3 - Bersyukur Menjadi Diriku yang Sekarang
“Dari yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu”
Baru saja kuintip notes untuk melihat topik apa yang harus aku tulis malam ini. Ah, Syukur. Entah tiba-tiba saja sesuatu dalam diriku menyanyikan tembang “Syukur” karya H. Mutahar, seolah alat musik siap lengkap tersedia disana. Ah entahlah.
Ini hari yang melelahkan. Tidak juga. Semua hari sama semua. Melelahkan. Nah, dari sini saja sudah energi negatif semua kan, yang keluar? Itu dia.. Aku sedikit bingung jika disuruh menuliskan apa yang harus kusyukuri dalam hidupku. Semuanya tampak sama. Semu. Atau hanya aku saja yang tidak peka? Entahlah. Tunggu saja.
Sejujurnya tidak banyak (read : tidak ada) hal besar yang terjadi dalam hidupku. Tidak ada yang istimewa, semuanya sama. Hanya saja, aku menghargai beberapa hal sederhana yang terjadi dalam arus kehidupanku. Hmm… jangan-jangan aku sedang mensyukuri suatu kesederhanaan?
Kurasa iya. Itu bagian dari pengalaman.
Aku menyukai kesederhanaan karena dia telah menjelaskan padaku suatu makna kehidupan yang rumit dengan suatu cara yang sederhana. Dengan kata lain, ia telah mengajariku bagaimana cara mencintainya bahkan dengan alasan-alasan yang sederhana. Mungkin ini tidak terdengar masuk akal, tapi itulah yang terjadi. Terkadang orang tidak dapat merasakan suatu ungkapan orang lain kecuali ia pernah atau sedang merasakannya sendiri. Ambil contoh, benci. Orang yang tidak pernah membenci seseorang, biar dijelaskan sedemikian rupa, kau sodorkan kamus dari seluruh belahan dunia, ia tidak akan mengerti apa itu kebencian. Pasti ia masih bertanya-tanya, “Bagaimana rasanya membenci?”
*Wait a second,
Kenapa bahasanku jadi seperti ini
Kenapa bahasaku gak kayak biasanya
Jangan-jangan aku terjangkit virus Mr. Reading?
(yg Reading sekelas pasti tau) XD
Okelah. I’ll just let it flow.. :3
Hmm.. Jadi intinya, aku menyukai apapun yang diajarkan kehidupan padaku. Entah itu melalui kebaikan atau keburukan, aku yakin Ia telah mengatur semuanya dan berusaha membuatku belajar sesuatu. Ia membuatku memahami suatu nilai yang kadang orang lain tidak bisa melihat tanpa mengalami hal serupa. Semua itu, semua pengalaman yang kudapat sejauh 18 tahun ini, akan membentukku menjadi manusia macam apa di masa depan (jauh melampaui masa di dunia pula). Tahu kan, tanah liat akan tetap menjadi tanah liat tanpa dibentuk, dipanaskan, dan proses-proses berat lainnya?
Jadi begitulah pendapatku tentang rasa syukur dan proses menemukan rasa itu. Saya ngantuk dan tulisan pada berantakan, tapi semoga paham, dan mohon dimaklumi. :’|
Jika kalian ingin tahu berapa banyak hal yang kusyukuri dalam hidup, banyak. Bahkan atas hal-hal kecil pun aku bisa sangat berterima kasih padanya.
…
Aku bersyukur mempunyai Tuhan.
Dia memberiku banyak hal, membuatku belajar banyak hal.
Disaat kepepet pun, aku tidak tahu mengapa Dia masih mau membantuku, padahal aku seorang fasiq.
Aku bersyukur mempunyai Ibu yang selalu menyebut namaku di setiap doanya.
Ia tidak pandai mengungkapkan perasaannya, selalu dingin, dan pendiam. Tapi aku yakin dia mencintaiku apa adanya. Jika diantara kalian tahu bagaimana cara membalas semua itu, tolong beritahu aku.. 087858900747 :’)
Aku bersyukur kepada pengalaman. Kalian terkadang sangat sadis. Kalian sungguh buruk. Tapi, aku sepenuhnya percaya kalian diciptakan buruk demi kebaikanku. Dengan itu aku berterima kasih setulus hati.
Terima kasih semuanya.
…
Memang secara garis besar hanya itu. Walaupun banyak sekali cabang-cabang yang tumbuh dari dahan “pengalaman”, dan itu akan sangat panjang jika dibahas satu per satu. Mungkin kalian dapat menyadarinya tanpa sengaja jika membaca tulisan-tulisan randomku di blog ini. Mungkin.
Ah ya, satu lagi. Aku bersyukur karena tidak ada suatu keinginan dalam diriku untuk menuntut lebih dari sebuah kesederhanaan. Dengan kata lain, aku bersyukur bisa menikmati kesederhanaan dan tidak berminat untuk mengupayakan segala cara untuk meraih kemewahan. Aku tidak tertarik, Alhamdulillah. At least untuk di dunia. Di akhirat mah…. Jangan ditanya. Itu cita-citaku yang sebenarnya!
Oke baiklah. Sampai sini saja tulisan kali ini. karena aku tahu ini tidak bermanfaat, maka aku berdoa “semoga bermanfaat”. :P
See you!
Alvi Rosyidah - @alvrose_
“Dari yakinku teguh
Cinta ikhlasku penuh
Akan jasa usaha..”
Hmm mr. Reading mu syapa ya kayak kenal :O
BalasHapusCara balas kasih ibu dg sederhana: doakan beliau setiap solatmu, bangunkan beliau ketika subuh, selalu pamit ketika pergi, dan mengabari ketika pulang.
Hahaha.. Kamu zekelaz zama akuu..
HapusAdanya ibukku bangun jam 2, dan aku bangun jam 4 š