Kamu Tidak Akan Bisa Menjadi Lebih Baik - Tanpa Kegagalan.

Pic: Pascal Campion

Berterima kasihlah ketika ada orang mendoakan "Semoga Allah memberi apapun yang terbaik bagimu," karena sungguh itu bukan doa biasa. Ketimbang "Semoga panjang umur", "semoga terkabul semua yang kau cita-citakan", termasuk juga semoga masuk universitas, organisasi, atau apalah itu yang kita inginkan.

Kawan, banyak hal yang menurut kita bagus, padahal sebenarnya tidak. Sebaliknya, banyak hal yang menurut kita buruk padahal sebenarnya baik. Mau contoh?
Gak jauh-jauh, lihat itu sayur dan buah yang dijual hampir di setiap pasar dan supermarket. Di mata kita, buah dan sayur itu sehat. Tapi siapa tahu? Bisa jadi mereka kerkontaminasi pestisida, insektisida, dan komponen jahat lain selama pertumbuhannya. Bahkan petaninya sendiri kadang tidak tahu seberbahaya apa jika ada komponen kimia yang memperbaiki tampilan fisik namun menyerap nutrisi dan manfaat yang dapat diberikan buah dan sayuran tersebut. Siapa yang lebih tahu tentang semua itu melebihi Tuhanmu?

Allah tahu semuanya. Ia tahu apa yang baik untuk kita, dan juga apa yang buruk. Nah, setelah itu, apa standar penilaian baik-buruk? Menurutku, itu sudah jauh dari ranah duniawi, Kawan. Sesuatu dikatakan baik jika itu membuatmu menjadi orang yang lebih baik dan mendekatkanmu pada surga (kebahagiaan hakiki). Bahkan jika kau kehilangan bisnismu, gagal membangun usaha, gagal masuk universitas impian, gagal mendapat beasiswa tahun ini, gagal masuk organisasi yang diminati, gagal ujian ini itu, semuanya, Allah akan memberimu itu jika Ia memang berkehendak memberimu kesempatan untuk jadi lebih baik. Mungkin setelah kegagalan itu kita jadi semakin rajin ibadah, gemar berdoa, banyak melakukan perbuatan mulia, suka membantu orang lain, dll. Itu artinya Ia ingin mendekatkan jarakmu dengan surga dengan tergantung pilihan yang kamu ambil setelah kegagalan itu sendiri. See? 1 kegagalan bisa memberimu banyak keuntungan asal kau menyadarinya.

Sebaliknya, jika Allah mengabulkan keinginanmu, disitu ada 2 kemungkinan. Pertama, keinginanmu itu memang baik. Kedua, Allah tidak suka dengan keinginanmu itu, tapi karena kau "memaksa" Allah untuk mengabulkannya (berdoa secara tekun dan terus-menerus, melakukan apapun agar kau mencapainya, bekerja keras, dsb), jadi Allah mengabulkan doamu. Ia ingin kau menemukan sendiri apa 'keburukan' itu dan menghadapinya. Dan jika kelak kau tidak sanggup lagi, kau akan menemuiNya kembali lewat sujud-sujud panjangmu. As you know, everything has a reason to be happening. Termasuk apapun yang terjadi dan tidak terjadi padamu, serta keputusan-Nya.

Kawan,
Atas semua pencapaian, tunduklah.
Jangan kau sombong dan pamer.
Atas semua kegagalan, bangkitlah.
Tegakkan tulang punggungmu,
Lapangkanlah dadamu,
Angkat dagumu,
Usap rambutmu dengan keren.
Percayalah, semua terjadi demi kebaikanmu!
Jika kau tidak bisa percaya, renungkan, susunlah teori, rakitlah hubungan antara kegagalan dan kebaikan menurut versimu sendiri, dan percayai itu!


Salam, :)
Alvi Rosyidah - @alvrose_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Lagu "The Masterplan" - Oasis

Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Terjemahan Bebas dan Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 2)

Bahaya Jas Almamater (dan Sebangsanya)

5 Film dengan Soundtrack Lagu The Beatles

Resensi dan Review Buku Brianna dan Bottomwise [Andrea Hirata]

7 Alasan Mencela Diriku - Kahlil Gibran

Terjemahan Bebas dan Analisis Makna Lirik Lagu "Some Might Say" - Oasis

Masa Tergesa, dan Aku Ditelan Waktu | Terjemahan Bebas Lagu “I’m Outta Time” oleh Oasis

Waktu, Jawaban untuk Pikiranmu yang Tak Pernah Tenang Itu | Analisis Video dan Lirik Lagu "Only Time" - Enya