Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Halo semua!

Di postingan kali ini, saya akan membagikan analisis lagu (syair, lebih tepatnya), dari Little by Little yang dibawakan oleh Oasis. Analisis lirik lagu ini saya lakukan dengan cara membaca konteks melalui syair dan juga scene di video klipnya. Saya melakukan analisis ini semata-mata agar saya bisa memahami (dan mungkin membantu teman-teman juga untuk memahami) lebih dalam apa yang sang penulis lagu ingin sampaikan. :)

Walaupun begitu, dalam pemaknaan suatu karya sastra (yap, lirik merupakan karya sastra), tentu ada beragam sudut pandang dan alhasil teori yang berbeda pula. Dengan demikian, saya disini hendak melakukan disclaimer bahwa analisis ini diambil dari sudut pandang saya, dimaknai secara pribadi oleh saya – dalam artian si penulis lagu tidak pernah mengonfirmasi bahwa penafsiran ini tepat (ya iyalah wkwk), dan seterusnya. Mengutip perkataan Mas Sabrang MDP (vokalis Letto), lagu yang bagus adalah lagu yang bisa dimaknai secara berbeda-beda oleh masing-masing manusia. It shows how relatable the piece of work is to different people with different circumstances. Jadi, teman-teman tentu saja boleh mempunyai penafsiran berbeda (boleh dong tulis di komen, hehe), dan barangkali ada yang sependapat dan menganggap penafsiran saya ini “masukkk”, boleh juga dong kabari saya, hehe. :)

Oke, agar analisis ini dapat dipahami dengan baik oleh semua kalangan, saya akan memulai dengan memberikan terjemahan literal (literal translation) – tanpa peduli konteksnya apa, saya akan terjemahkan apa yang tertulis pada masing-masing kalimat (yang sudah mafhum, bisa skip ke bagian kedua). Selanjutnya, di bagian kedua, saya akan memberikan terjemahan bebas (free translation), disertai dengan penafsiran dari tanda-tanda baik yang implisit maupun eksplisit pada lirik dan scene dalam video klipnya. Ready? YOK GAS!

 

--------------------

 

We the people fight for our existence

Kita para manusia berjuang demi keberadaan kita

We don't claim to be perfect but we're free

Kita tidak pernah bilang bahwa kita sempurna, tapi kita bebas

We dream our dreams alone with no resistance

Kita bebas memimpikan hidup tanpa adanya perlawanan

Fading like the stars we wish to be

Menghilang layaknya bebintang, sesuatu yang kita harapkan untuk menjadi

 

[Pre-chorus and Chorus]

You know I didn't mean what I just said

Kau tahu aku tidak bermaksud demikian (apa yang telah kukatakan)

But my God woke up on the wrong side of his bed

Tapi Tuhan bangun tidur dalam keadaan salah posisi [red: idiom]

And it just don't matter now

Dan itu tidak penting sekarang

As little by little we gave you everything you ever dreamed of

Karena sedikit demi sedikit, kami memberikanmu segala yang kamu mimpikan

Little by little the wheels of your life have slowly fallen off

Sedikit demi sedikit, roda dalam kehidupanmu akan perlahan terlepas

Little by little you have to give it all in all your life

Sedikit demi sedikit, kau harus menyerahkan semuanya dalam hidupmu

And all the time I just ask myself why you're really here?

Dan selama itu, aku bertanya-tanya untuk apa sebenarnya kau ada disini?

 

True perfection has to be imperfect

Kesempurnaan sejati seharusnya tidak sempurna

I know that that sounds foolish but it's true

Aku tahu itu terdengar bodoh, tapi itu benar

Day has come, now you'll have to accept

Harinya telah tiba, sekarang kau harus menerimanya

Life inside your head we give to you

Kehidupan dalam kepala(mu) yang telah kami berikan padamu

 

[Back to Pre-Chorus and Chorus]

Why am I really here?

Sebenarnya mengapa aku di sini?

Why am I really here?

Sebenarnya mengapa aku di sini?

 

--------------------

 

Sebelum memulai bagian 2, ada baiknya saya menuliskan beberapa catatan terlebih dahulu.

1). Adanya inkonsistensi makna di balik subject pronoun (aku, kamu, kita, kami) dalam lagu. Misalnya, kata “you” di suatu baris tidak merujuk kepada orang yang sama dengan “you” di baris lain. Benar-benar melatih pendengar/pembaca untuk shifting perspectives hahaha.

Contoh:

You know I didn't mean what I just said

“You” disini saya rasa merujuk kepada pendengar lagu. Kita. Para pendengar dan pembaca. Sementara di sini,

As little by little we gave you everything you ever dreamed of

You” lebih merujuk kepada si “I” di penggalan pertama di atas. Alias si penulis lagu. Hal itu terjadi karena di penggalam pertama, yang berucap adalah penulis lagu, sementara di penggalan kedua, yang berujar adalah “we”, yang menurut saya adalah entitas Tuhan.

2). Begitu juga dengan kerancuan pemaknaan “we” yang harus dipikirkan betul-betul apakah itu bermakna “kami” ataukah “kita”, karena bahasa Inggris hanya mengenal 1 kosakata untuk dua kata yang dalam bahasa Indonesia berbeda tersebut. (Jadi saya simpulkan sesuai yang menurut saya logis)

Seperti pemaknaan “we” dalam,

We the people fight for our existence

We don't claim to be perfect but we're free

Dengan kata “we” dalam,

As little by little we gave you everything you ever dreamed of

Tentu maknanya tidak bisa disamakan, karena yang berujar adalah orang (atau entitas) yang berbeda. Di penggalan pertama lirik di atas, kata “we” lebih cocok diartikan sebagai “kita” (si penulis lagu beserta manusia secara keseluruhan). Sedangkan di penggalan kedua, kata “we” lebih cocok dimaknai sebagai “Kami” (Tuhan), karena tentu saja, sesuai liriknya, siapa lagi yang bisa mewujudkan hal-hal yang diinginkan manusia selain Tuhan?


Sekian untuk bagian 1. :)

Klik di sini untuk lanjut ke BAGIAN 2


------------------------

Photo by Jimmy Chan from Pexels

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Lagu "The Masterplan" - Oasis

Terjemahan Bebas dan Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 2)

Bahaya Jas Almamater (dan Sebangsanya)

Kritik terhadap Standar Sosial serta Impian Manusia yang Terdistorsi | Analisis Lirik Lagu Californication oleh Red Hot Chili Peppers

5 Film dengan Soundtrack Lagu The Beatles

Gloomy Sunday - Billie Holiday

Terbang Tinggi dan Jatuh Tenggelam di antara Ledakan Gemintang | Memaknai Lirik Lagu Champagne Supernova - Oasis

7 Alasan Mencela Diriku - Kahlil Gibran

Resensi & Review Buku: Journal of Gratitude [Sarah Amijo]