Soal Keterbukaan
Notifikasi WhatsApp muncul di HP saya. Ternyata, adik perempuan dari ibu saya mengirim pesan. Pesannya tentang dia yang minta dikirimkan foto-foto anaknya (sepupu -sepupu saya) yang mungkin masih saya simpan, karena sebagian besar foto di galerinya terhapus saat ia bersih-bersih storage HP dan memindahkan file-filenya ke PC. Dikiranya folder kosong yang dia hapus itu, tapi ternyata itu folder semacam DCIM, yang berisi foto-foto jepretan kamera HP-nya.
Saya memang punya koleksi foto mereka, si sepupu-sepupu yang usianya masih 2 tahun dan 5 tahun itu. Tapi tetap saja, saya tidak menyimpan foto mereka sebanyak yang dia (pernah) punya. Jadilah, selain saya kirimkan foto-foto yang dijepret dari kamera saya sendiri, saya juga mencarinya di folder WhatsApp, karena saya ingat pernah dikirimi foto-foto mereka melalui itu.
Akhirnya ketemu. Lumayan banyak. Totalnya sekitar 50an.
Beres.
Lalu saya berpikir tentang hal lain.
Tentang "What I can give you depends on what you have given me."
Benar kan? Apa yang dapat kuberikan padamu tergantung apa yang telah kau berikan padaku.
Jika selama ini tanteku itu tidak membagi foto-foto sepupuku padaku, tidak banyak yang aku koleksi untuk dikirim kembali sewaktu ia membutuhkannya.
Mari kita menganalogikannya ke hal lain. Jika seseorang meminta saran kepada seorang konselor tanpa membagikan informasi dan cerita lengkapnya, apakah si konselor dapat memahami orang ini seutuhnya dan memberi nasehat terbaik yang bisa ia berikan?
Analogi lain, andaikata seorang siswa mempunyai tingkat gengsi tinggi, menyembunyikan kelemahannya secara berlebihan, tidak ingin si guru mengetahui apa yang dia tidak bisa, selalu menghindar ketika didatangi, dan menolak untuk buka mulut dan bercerita, siapa yang dapat menjamin si guru tahu tentang dia yang sebenarnya? Apakah si guru bisa membantunya dengan optimal ketika ia sendiri tidak ingin kebodohannya diketahui? Apakah itu solusi? Apakah dengan begitu ia bisa menjadi pintar?
Analogi lain. Katakanlah dua orang membangun suatu hubungan (bisa pertemanan, atau apapun), tanpa berbagi, tanpa keterbukaan, tanpa kejujuran. Apakah hubungan itu bisa berlangsung lama? Apakah tanpa keterbukaan, seseorang bisa menjadi teman sepanjang hayat yang sempurna? Apakah satu pihak berharap pihak lain dapat memberikannya sesuatu sementara ia sendiri tidak pernah membagikannya?
Pada akhirnya, semuanya akan berbalas.
Seperti kata salah satu anggota band The Beatles, Paul McCartney:
"And in the end, the love you take is equal to the love you make."
Cheers.
Alvi Rosyidah
@alvrose_
Ihhh :") terharu
BalasHapus🤗🍃
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus;)
BalasHapus