Jadi, Mengapa Tidak Lebih Berpasrah pada Semesta dan Menari di antara Mimpi yang Belum Jadi Nyata? | Makna Lagu “Eagles and Horses” - John Denver
Bayangkan kalian berpelesir ke suatu lanskap terbuka, seperti
padang rumput, perbukitan, atau pantai. Saat itu masih sangat pagi, warna langit
lazuardi dengan sesirat-dua sirat garis lembayung. Udara cukup dingin, matahari
masih mengintip malu-malu, walaupun cahayanya cukup untuk dapat menikmati alam
sekitar. Nun jauh di atas sana, kalian melihat seekor elang terbang
berputar-putar. Kemudian, pandangan kalian menyapu sisi lain
dari pemandangan itu. Di ujung sebelah sana, seekor penunggang kuda memacu
kudanya untuk berlari kencang. Duduk termangu di antara pemandangan yang indah itu,
apa yang kalian pikirkan? Apa yang kalian lakukan?
Jika kalian adalah John Denver, kalian akan menulis lagu. Paling tidak, itulah yang kubayangkan tentang proses bagaimana John Denver memperoleh ilham untuk penulisan lagu Eagles and Horses ini. Lagu-lagu John Denver sangat dekat dengan nuansa-nuansa alam dan pedesaan. Itulah mengapa mendengarkan lagu-lagu semacam The Flower That Shattered the Stone, Rocky Mountain High, Perhaps Love, Eagles and Horses, atau Annie’s Song membantuku mereset pikiran-pikiran yang seharian membebani, serta membuat perasaanku terasa damai.
Pemahaman terhadap pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui syair
lagu turut membantuku jatuh cinta lebih dalam pada sebuah lagu. Karena
itulah, rapatkan dudukmu, Kawan, fokuskan pikiranmu. Aku akan membantumu
mendalami makna lagu Eagles and Horses yang indah ini. Namun, sebelum itu, biar
kuingatkan kembali, terjemahan bebas ini merupakan pemaknaan yang kulakukan
berdasarkan sudut pandangku. Kalian boleh menafsirkannya dengan cara lain sesuai
dengan keadaan kalian. Karena, after all, itulah poin dari suatu karya
seni: dapat dinikmati oleh banyak orang, dan mereka boleh memaknainya secara
bermacam-macam. Akhir kata, Kawan, selamat membaca.
---------------------------
Horses are creatures who worship the earth
Jika diartikan secara harfiah, baris di atas berarti “kuda merupakan
makhluk yang memuja bumi”. Memuja di sini dapat dimaknai sebagai ketergantungan
penuh. Karena jika kamu memuja sesuatu, kamu berserah diri pada sesuatu itu,
dan bergantung sepenuhnya pada sesuatu tersebut. Adapun “earth” dapat dimaknai
sebagai alam, di mana kuda sebagai binatang liar secara alami hidup
bebas di alam.
They gallop on feet of ivory
Kuda-kuda itu berlari kencang dengan kaki-kakinya yang kuat dan keras
seperti gading. Ivory (gading) di sini dapat dimaknai sebagai lambang kekuatan
untuk menjelajah alam bebas.
Constrained by the wonder of dying and birth
The horses still run they are free
Kuda-kuda itu tahu bahwa mereka terikat dengan kelahiran
(kehidupan) dan kematian. Namun, mereka tetap berlarian dengan bebas.
My body is merely the shell of my soul
But the flesh must be given its due
Tubuhku ini tidak lebih dari sebuah cangkang dari sebuah jiwa di
dalamnya. Namun, daging (tubuh) ini ada masa berakhirnya (akan habis dimakan usia).
Like a pony that carries its rider back home
Like an old friend that's tried and been true
“Selayaknya kuda poni yang membawa penunggangnya pulang, atau
seperti teman lama yang selalu setia.” Kedua pengibaratan tersebut mengisyaratkan
bahwa “tubuh” adalah suatu wadah atau kendaraan yang membawa jiwamu ke mana pun
kamu pergi, sejak jiwa (ruh) itu ditanam di dalam tubuhmu hingga ia diambil
dari tubuhmu (selayaknya kuda poni yang membawa penunggangnya pulang). Tubuh
itu pulalah yang menemani jiwamu hingga akhir hayatmu (seperti teman lama yang
selalu setia), tak peduli jiwa itu kuat atau lemah, sehat atau sakit, terbebas
atau terkurung.
I had a vision of eagles and horses
High on a ridge in a race with the wind
Going higher and higher and faster and faster
On eagles and horses I'm flying again
“Aku melihat elang dan kuda-kuda di atas pegunungan sana,
berlomba-lomba, beradu cepat dengan angin. Terbang meninggi, makin cepat dan lebih
cepat. Dengan melihat itu semua, aku kembali merasa seperti terbang.”
Dari bait ini tersirat bahwa penulis merasa “terbang kembali”
dengan melihat kebebasan serta ketangguhan yang dimiliki elang dan kuda. Terbang di sini dapat dimaknai, baik sebagai jiwa yang turut merasa bebas, semangat
yang bangkit kembali, maupun perasaan syukur atau bahagia yang muncul kembali.
Eagles inhabit the heavenly heights
They know neither limit nor bound
They're the guardian angels of darkness and light
They see all and hear every sound
“Para elang menguasai ketinggian yang membuatnya dapat menyaksikan
keindahan surgawi. Mereka tidak mengenal batasan atau kekangan. Mereka serupa
malaikat pelindung dari kegelapan dan cahaya. Mereka melihat dan mendengar
setiap suara yang ada.”
Jika di bait pertama penulis lagu mengungkapkan kekagumannya
terhadap kuda, di bait keempat ini ia mengungkapkan rasa kagumnya terhadap
elang. Tentang keberaniannya terbang tinggi di mana ia mendapat sudut pandang
yang lebih luas, bagaimana ia melindungi teritorinya dari ancaman predator lain
maupun cuaca buruk, serta tentang kebijaksanaan yang ia dapatkan dari petualangan
dan pengetahuan yang ia dengar. Menurutku, hal-hal inilah yang sangat dikagumi
penulis dari seekor elang.
My spirit will never be broken or caught
For the soul is a free flying thing
Like an eagle that needs neither comfort nor thought
To rise up on glorious wings
“Caught” (tertangkap) di baris pertama memiliki konteks seperti
kuda atau elang yang tidak mudah tertangkap karena mereka bergerak dengan cepat
dan bebas. Jadi, bait di atas dapat dimaknai, “semangat dalam jiwaku ini takkan
pernah patah atau mati, karena jiwa adalah sesuatu yang dapat terbang bebas, seperti
seekor elang yang tidak membutuhkan rasa nyaman atau berpikir panjang untuk
meluncur tinggi dengan kedua sayapnya yang agung itu.”
Secara keseluruhan, aku menyimpulkan bahwa semangat, mimpi, dan
harapan itu sejatinya bukan milik tubuhmu, melainkan milik jiwamu. Karena jiwa
itu bersifat bebas dan tidak terkekang akan apa pun, kamu bisa memimpikan apa
pun dan berpetualang ke mana pun yang kamu mau. Hal ini, kurang lebih sejalan
dengan moto Walt Disney: “If you can dream it, you can do it.”
Semoga bermanfaat. :)
Salam hangat,
AR.
Pic
source: https://www.pexels.com/photo/inspired-teen-girl-leading-horse-on-black-sand-beach-4344325/
Komentar
Posting Komentar