Buku yang Membuatmu Turut Merasakan Angin Musim Gugur | Reviu buku A Fall Ball for All [Jamie Swenson & Chiara Fedele]


Bagi manusia-manusia tropis yang seumur-umur menjalani hidupnya di Indonesia, menjelaskan suasana musim gugur pada anak-anak terkadang cukup merepotkan jika tanpa dibarengi bantuan visual. Agar mereka tertarik pun, gambar harus bukan sembarang gambar. Jika kita dengan acak mengambil gambar pohon maple di internet, lalu disusul gambar daun-daun oranye berserakan, kemudian menunjukkannya pada anak kecil, mereka tentu membatin “so what?” atau “apa faedahnya aku tau semua ini?”


Salah satu cara menerangkan konsep tentang apa pun selalu lebih seru dan melekat jika dikemas melalui cerita imajinatif, ilustrasi magis, dan cara bercerita yang interaktif. Buku A Fall Ball for All ini rasanya boleh diperhitungkan sebagai pilihan bacaan anak sebelum tidur, sesudah bangun, setelah mandi, sepulang sekolah, maupun waktu-waktu lainnya, asalkan bukan saat sedang mengerjakan PR.


Untuk versi digitalnya, buku ini dibanderol dengan harga sekitar Rp126.000,00 di Google Books. Cukup lumayan untuk kantong berbujet mepet, dan cukup worth-it untuk yang berbujet unlimited. Silakan dipertimbangkan sendiri, hehe.



Kekuatan dan kelemahan buku A Fall Ball for All ini akan saya jelaskan dalam resensi di bawah. Semoga bermanfaat, dan selamat membaca! :)


---------------------------


Identitas Buku

Judul                     : A Fall Ball for All

Penulis                  : Jamie A. Swenson

Ilustrator                : Chiara Fedele

Tahun terbit           : 2018

Penerbit                : Millbrook Press

Jumlah halaman   : 32 halaman


Sinopsis

Buku ini mengisahkan tentang hewan-hewan nun jauh di dalam hutan, yang sedang mempersiapkan diri untuk merayakan sesuatu semacam ‘pesta musim gugur’. Hal ini tidak lain merupakan bentuk perayaan menyambut datangnya musim dingin di mana mereka harus menjeda aktivitas luar. Alur berfokus pada persiapan masing-masing hewan dengan cara dan kebutuhan mereka sendiri.


Kelebihan Buku

  • Coba saja intip spoiler buku ini. Chiara Fedele sangat jempolan bukan, dalam mengilustrasi buku ini? Mulai dari palet warna, lekuk gambar yang indah, tekstur garis maupun bintik yang menarik, serta komposisi yang semarak. Such an artwork!





  • Narasi disusun dalam kalimat-kalimat ritmik yang berima sehingga menarik untuk kegiatan read-aloud, untuk diucapkan bersama dengan anak-anak tercinta.

  • Tidak hanya untuk anak-anak, buku ini pun cocok untuk dibaca bersama dengan remaja karena beberapa pilihan kosakatanya yang tinggi dan belum tentu semua pembaca yang lebih tua mengerti artinya. Buku ini cocok untuk meningkatkan kosakata bahasa Inggris karena alasan tersebut.

  • Saya merasa buku ini menggambarkan kenyataan-kenyataan yang betul terjadi dalam dunia perhewanan. Bagaimana angsa menunda perjalanan atau eksodusnya karena musim salju akan tiba, beruang dengan hibernasinya, serta embusan angin yang merontokkan tidak hanya dedaunan, tetapi juga buah-buahan, kacang-kacangan, dan lain-lain sebagai bentuk keikutsertaannya dalam perayaan. Maka ini dapat menjadi kisah sarat ilmu tersendiri untuk dieksplor si pencerita.


  • Banyaknya jenis binatang yang terlibat dalam buku ini, menjadikan proses perkenalan nama hewan dan bahasa Inggrisnya berlangsung dengan menarik bagi pembaca anak-anak. Terlebih, setiap hewan yang disebutkan selalu ada ilustrasinya.

  • Gambar binatang dalam buku ini terkadang tidak dimunculkan secara jelas, alias kadang terselip di balik daun, rerumputan, pohon, atau semak-semak. Menemukan gambar yang berkamuflase ini dapat menjadi aktivitas asyik untuk dilakukan bersama anak-anak.

  • Di bagian akhir buku ini, terdapat sebuah glosarium kecil dan semacam ‘fun fact’ yang ditulis secara personal dari sudut pandang penulis, mengisahkan tentang suasana musim gugur menjelang salju di kampung halamannya. Ini tentu saja merupakan fakta dan termasuk bagian favorit saya dalam buku ini.



Kekurangan Buku

Buku ini didesain dengan sempurna, sehingga di antara sedikitnya hal yang dapat saya masukkan dalam poin ini adalah tidak adanya konflik atau sesuatu yang menggelitik dalam alur buku. Bukan suatu hal yang taklazim memang dalam penulisan buku anak. Namun, saya membayangkan alangkah asyiknya jika misal terjadi kasus perselisihan antarhewan atau dibumbui sedikit sentuhan humor. Selain itu, menurut saya buku ini tidak diciptakan untuk diceritakan kembali seperti Si Kancil atau kisah lain yang tanpa bantuan gambar/ilustrasi pun masih dapat dikisahkan ulang. Kekuatan buku ini memang berada pada ilustrasinya, sehingga untuk menceritakan kembali, dibutuhkan buku ini sendiri.


Penutup

Sebagai penutup, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca siapa saja, untuk usia berapa saja. Pun jika pembaca memahami semua kosakata yang tertera (tidak mendapat kosakata baru), saya yakin experience membaca bersama anak-anak atau siswa-siswa akan menjadi peristiwa berkesan dan tak tergantikan dalam kenangan hidup mereka.


Sekian.


Salam hangat,

AR.


Pic source: Google Play Books, Amazon, & Jamie Swenson Facebook

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Analisis Lagu "The Masterplan" - Oasis

Terjemahan Bebas dan Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 2)

Siluet Kegetiran Mempertahankan Hal-Hal yang di Ambang Kehancuran | Makna Lagu Dead in the Water - Noel Gallagher's High Flying Birds

Bahaya Jas Almamater (dan Sebangsanya)

Kukisahkan dengan Indah (dan dengan patah hati) Cinta John untuk Yoko | Makna lagu Woman oleh John Lennon

5 Film dengan Soundtrack Lagu The Beatles

Gloomy Sunday - Billie Holiday

Resensi & Review Buku: Journal of Gratitude [Sarah Amijo]

Kritik terhadap Standar Sosial serta Impian Manusia yang Terdistorsi | Analisis Lirik Lagu Californication oleh Red Hot Chili Peppers