Waktu, Jawaban untuk Pikiranmu yang Tak Pernah Tenang Itu | Analisis Video dan Lirik Lagu "Only Time" - Enya


Lagu Only Time oleh Enya ini berisikan pertanyaan bernuansa reflektif yang menciptakan gambaran tentang kompleksitas, ketidakpastian masa depan, serta misteri-misteri yang dikandung takdir dan kehidupan. Bagiku pribadi, lagu ini terlalu indah, walhasil aku terlalu ragu untuk dapat memaknai serta menuliskannya secara sempurna. Itulah yang menyebabkan artikel ini baru rilis November alih-alih Oktober lalu. Mungkin kamu pernah merasakannya, ingin menuliskan tentang sesuatu yang kamu puja, kamu kagumi, tetapi tak sanggup karena sesuatu itu jauh terlampau elok sehingga rangkaian kata-katamu takkan sampai menggambarkannya.

Namun, ada baiknya juga aku merampungkan penulisan artikel ini pada bulan November. Akhir-akhir ini, sore selalu hujan di Kota Malang. Kupikir lagu ini sangat pas untuk didengarkan sembari menikmati hujan (even more than November Rain by Guns N’ Roses, ahah). Dan sebenarnya, hujanlah yang memberiku semangat serta inspirasi untuk kembali membuka draf dan melanjutkan penulisan artikel ini.

Khusus untuk lagu ini, jika belum, kusarankan kalian menonton music video-nya terlebih dahulu. Suasana dari isi lagu yang dibangun di sana, sangat sayang untuk dilewatkan. Lebih dari itu, Kawan, tahukah kalian bahwa setiap scene (adegan) atau pengambilan gambar pada suatu video musik dapat menyimpan pesan-pesan tertentu? šŸ˜ŒšŸƒ

Analisis video musik akan kutulis belakangan, ya. Untuk sekarang, aku akan menerjemahkan lirik lagunya terlebih dahulu. Terjemahan literal dapat kalian lakukan sendiri dengan cara melihat kamus atau Google Translate. Di sini, aku akan menuliskan terjemahan bebasnya, di mana aku akan mempertimbangkan unsur perasaan, keselarasan konteks, kemudahan dipahami, kenyamanan dibaca, serta berbagai pertimbangan lain. Lirik lagu akan dicetak miring dan tebal. Untuk terjemahan bebasnya akan ditik mode reguler. Adapun yang di dalam kurung adalah penjelasan singkat mengenai alasanku memaknainya demikian, atau sekadar catatan-catatan kecil.

Selamat menikmati. šŸ˜‰


-------------------------------------

Who can say where the road goes?

Where the day flows? Only time

Siapa dapat menjelaskan ke mana jalan ini berujung,

dan ke mana hari-hari bermuara?

Hanya waktu yang bisa.

And who can say if your love grows

As your heart chose? Only time

Dan siapa mampu menjelaskan apakah cintamu ‘kan bertumbuh

setelah hatimu menentukan pilihannya?

Hanya waktu yang mampu.

(Kupikir ini dapat dikaitkan dengan banyak konteks. Tentang kamu yang salah jurusan, kamu yang tidak menyukai pekerjaanmu, kamu yang tidak mendapat dukungan dari orang sekitar terkait pilihanmu, kamu yang merasa tidak cocok dengan pasanganmu, dan ‘tentang-tentang’ yang lain. Kamu gundah, kamu tak yakin, kamu tidak tahu apakah jalanmu yang sekarang adalah benar jalanmu.)


Who can say why your heart sighs

As your love flies? Only time

Siapa yang dapat menjelaskan mengapa hatimu mengeluh

di saat sesuatu yang kausukai pergi memudar dan menghilang?

Hanya waktu.

And who can say why your heart cries

When your love lies? Only time

Dan siapa dapat menjelaskan mengapa hatimu menangis

ketika cintamu berkhianat?

Hanya waktu.

(Bait ini bernuansa kegagalan. Kamu mengeluh, kamu menangis, karena merasa sendiri. Orang-orang yang menjadi peganganmu terasa meninggalkanmu, atau makna lainnya, kamu tidak lagi memiliki perasaan seperti pada masa awal dahulu. Antara pihak lain yang berubah, atau perasaanmu sendiri yang berubah. Tidak hanya dapat diartikan terkait cinta/hubungan, melainkan juga tentang passion (minat), keimanan, dan hal-hal lain).

 

Who can say when the roads meet?

That love might be in your heart?

Siapa dapat menentukan apakah akhirnya kamu rida akan sesuatu,

dan cinta itu akhirnya tumbuh di dadamu?

And who can say when the day sleeps

If the night keeps all your heart?

Dan siapa dapat menentukan peristiwa-peristiwa di sebuah kehidupan

jika misteri itu melingkupi seluruh hidupmu?

(“When the roads meet” berarti jalan tersebut mengarah ke suatu tempat, tidak buntu, tidak pula tak berujung. Dalam konteks menerima takdir kehidupan, kumaknai ini sebagai “rida/ikhlas/bahagia”. Adapun dua baris terakhir kumaknai demikian karena hari terang adalah waktu di mana banyak hal terjadi, sementara malam biasa diasosiasikan dengan kegelapan dan misteri. Di sini berarti bahwa ada hal-hal yang tersembunyi dalam kegelapan. Bahwa ada sesuatu yang tidak bisa kita lihat atau pahami sepenuhnya karena itu adalah rahasia yang dipegang erat oleh malam, hingga pagi tiba. Baris ini kembali menekankan bahwa garis waktu itu diliputi misteri yang hanya akan tersingkap ketika waktunya tepat.)

 

Who can say if your love grows

As your heart chose? Only time

Siapa mampu menjelaskan apakah cintamu ‘kan bertumbuh

setelah hatimu menentukan pilihannya?

Hanya waktu yang mampu.

And who can say where the road goes?

Where the day flows? Only time

Siapa dapat menjelaskan ke mana jalan ini berujung,

dan ke mana hari-hari bermuara?

Hanya waktu.

(Bait terakhir pada lirik lagu ini kembali mengulang bait pertamanya. Hal ini untuk menggiring pendengar untuk kembali mengingat dua entitas terpenting dalam hidup: arah dan waktu, yang mana keduanya akan bertemu pada suatu titik. Meskipun kedua bait paling awal dan paling akhir ini secara tertulis sama persis, tetapi yang aku rasakan ketika mendengarnya terasa berbeda. Ketika lagu dimulai dan bait pertama dilantunkan, aku merasa pertanyaan-pertanyaan itu membuatku tertawan, tersita pikiranku sendiri, memikirkan hal-hal yang biasanya membuatku overthinking. Lagu mengalun bait demi bait terasa memberi elusan lembut di kepalaku, menenangkan. Ketika sampai pada bait terakhir, aku merasa harapan itu ada. Aku hanya perlu menjalani hidup dan percaya pada harapan-harapan itu. Harapan bahwa (Sang Pemilik) waktu akan mengatur semuanya.) šŸŒ 

-------------------------------------


Analisis lirik berakhir. Mari kita perhatikan musik video dari lagu Only Time oleh Enya ini.

Sedikit berbeda dengan music video Troubled Times oleh Green Day, music video Only Time oleh Enya ini tidak menampilkan sesuatunya secara terang-terangan. Dengan kata lain, hubungan antara lirik dan videonya bersifat implisit. Kita mungkin akan melewatkan banyak hal jika hanya sekadar melihat, tanpa mengamati setiap detail dari adegan-adegan dalam video itu. Berikut ini beberapa hal yang menarik perhatianku beserta pemaknaan yang kulakukan terhadap music video Only Time oleh Enya.

1.  Seasonal changes/pergantian musim

Sejak video dimulai hingga usai, terjadi banyak hal dalam video Only Time oleh Enya ini. Salah satu yang paling tampak yaitu perubahan musim setiap bait lagu berganti. Lantunan bait pertama diiringi visual yang amat memanjakan mata bertemakan musim semi dengan segala kembang dan hujannya. Selanjutnya, ada musim panas yang digambarkan dengan pepasir dan nuansa gurun yang kering. Ketiga, ada musim gugur di mana daun-daun maple berguguran, beterbangan, dan berjatuhan di lantai. Sebagai penutup, bait keempat diiringi gambaran musim dingin dengan salju yang bertaburan. Tata artistik yang semacam itu makin menonjolkan aura cantik Enya, penyanyi asal Irlandia berambut legam mirip Putri Salju itu. Terlebih, gaun yang ia pakai turut berganti tiap musim berganti. Sangat nyaman dan elegan untuk dilihat.

Pergantian musim ini menggambarkan perubahan fase-fase yang dialami manusia. Hal ini menggarisbawahi premis bahwa sesuatu (baik manusia, bumi, atau situasi apa pun) tidak akan selamanya sama. Hal-hal akan berubah seiring waktu, termasuk sesuatu yang paling dekat denganmu (seperti yang digambarkan oleh baju).

2.  Latar lokasi tetap, tidak berpindah

Musim boleh berganti, tetapi latar tempat dalam video ini tetap sama. Biarpun properti dan hiasan diganti, tetapi jelas Enya tetap menyanyi di satu tempat saja. Tempat itu berupa bangunan singup yang atapnya tidak tertutup sempurna, dengan pilar-pilar menjulang tinggi, sebuah grand piano di tengah ruangan, serta sebuah tangga (entah menuju ke mana) di pojok sana.

Kalau boleh, ruangan itu kuanggap sebagai suatu tempat di mana jiwaku berada. Ia menyimpan semua kenangan, ingatan, perasaan, dan pengalamanku. Dengan demikian, biarpun keadaan, usia, serta segala hal di sekitarku berganti, aku tetaplah aku. Aku tumbuh, aku berkembang, dan itu aku.

3.  Jam pasir

Di awal video, terdapat sebuah jam pasir yang baru saja dibalik, dan pasir di dalamnya perlahan turun. Di akhir video, jam pasir itu muncul lagi, tetapi dengan pasir yang hampir habis. Jam pasir tersebut menyampaikan bahwa pergantian musim akan terus ada, hingga akhirnya waktu tak lagi berputar. Kesedihan, kegagalan, maupun kebahagiaan yang membuncah akan terus datang silih berganti hingga kamu tidak lagi hidup di dunia ini.

4.  Warna bunga tabur

Pada adegan musim semi, bebarengan dengan guyuran hujan, taburan mahkota bunga pun turun dari langit. Warnanya merah, putih, dan ada sedikit ungu. Pilihan warna ini tentu turut dipikirkan oleh penata artistik video musik ini. Merah biasanya menggambarkan cinta atau semangat yang menggelora. Putih biasanya melambangkan kesucian atau lahir kembali (rebirth/rejuvenation). Adapun ungu dapat berarti perhatian (care) atau kebijaksanaan (thoughtfulness).

Namun demikian, terdapat adegan di mana ada tiga bunga bermekaran. Satu bunga berwarna putih, satu ungu, dan satu merah. Sebenarnya, masing-masing jenis bunga dengan warna tertentu memiliki arti tersendiri (seperti pada language of flowers). Jika kalian penasaran, akan kurekomendasikan buku/kamus bahasa bunga yang sangat lengkap dan akurat. Judulnya The Complete Language of Flowers: A Definitive and Illustrated History oleh S. Theresa Dietz.

5.  Sudut pengambilan gambar

Dalam video ini, hampir seluruh pengambilan gambar merupakan salah satu di antara dua hal berikut, antara diambil dari sudut atas atau Enya menengadahkan kepalanya ke atas/matanya menatap ke atas. Menurutku, penengadahan kepala ke atas ataupun tatapan mata ke atas dilakukan untuk memberi kesan bahwa kita harus menerawang jauh ke atas, karena akan selalu ada harapan di masa depan. Adapun sudut pengambilan gambar dari atas dilakukan untuk memberi kesan bahwa kita itu kecil. Ada suatu entitas misterius di atas sana yang memperhatikan dan memeliharamu. Hal-hal seperti ini biasanya dapat memberi rasa nyaman dan hopeful (penuh harap) bagi siapa pun yang menontonnya.

6.  Flashback musim-musim sebelumnya

Sebelum video berakhir, tepat setelah bait dengan iringan visual musim salju usai, terdapat kilas balik berupa potongan video yang mencakup unsur musim-musim sebelumnya. Sorot balik ini dimaksudkan agar penonton mengingat kembali ide awalnya: musim selalu berganti. Nothing in life stays the same.

-------------------------------------

Demikianlah interpretasi/penafsiran tentang lirik serta music video Only Time versiku. All in all, aku menyukai lagu ini karena liriknya yang bermakna dan tidak lugas (makin lugas, makin kehilangan sisi puitisnya) serta musiknya yang lembut dan menenangkan. Selain itu, konsep videonya juga membuatku angkat topi. Salut untuk penata artistik, penata gerak, penata kostum, dan seluruh kru yang terlibat.

Aku tentu ingin mendengar pendapat kalian tentang ini, serta penafsiran versi kalian sendiri. :)

Jangan ragu untuk mengirim komentar, ya!

 

Salam hangat dariku,

- AR.


Image Credit: Wirestock 

Komentar

  1. Cukup waktu yg berubah perasaan kita jangan yah :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku? Tak akan, Kawan. Tak akan.
      Kamu? Hanya Tuhan yang tahu.

      Hapus
    2. Dengan berjalannya waktu mungkin segalanya dapat berubah
      Tapi perasaan itu diluar kendali kita
      Bahwa menikah itu nasib mencintai itu takdir
      Kamu bisa memilih dengan siapa kamu menikah atau dengan siapa kamu berpacaran
      Tapi kamu tidak bisa memilih dengan siapa yang kamu mencintai

      Hapus
    3. Partly true, Kawan. Karena menurutku, "kita tidak punya kendali" akan lebih baik jika direvisi "kita tidak punya kendali penuh". Karena betapapun kita merasa tidak punya kendali, sebenarnya masih ada kendali itu, walau setipis utas benang. Faktor-faktor seperti niat, strategi, dan doa, misal. šŸ˜ŠšŸ˜‚ Semangat ya, dg apa pun yg kamu hadapi. :)

      Nice quote from Mbah Sujiwo Tejo, btw. Aku baru selesai baca buku itu. Besok2 akan kugarap resensinya, hehe.
      Terima kasih sudah mampir ya kakk. :):)

      Hapus
  2. Ini lagu Enya, jaman dulu banget, dikulik jugaaa sama Alvi. Aaah, bahagia banget bacanya. :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaaa selamat datang, Mbak Fay!
      Yes, entah mengapa lagu-lagu lama lebih menarik buatku. :') Mungkin krn lbh bernilai historis kali yaa. wkw
      Anw, terima kasih sudah membaca, hehe.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Analisis Lagu "The Masterplan" - Oasis

Terjemahan Bebas dan Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 2)

Kritik terhadap Standar Sosial serta Impian Manusia yang Terdistorsi | Analisis Lirik Lagu Californication oleh Red Hot Chili Peppers

Bahaya Jas Almamater (dan Sebangsanya)

5 Film dengan Soundtrack Lagu The Beatles

Gloomy Sunday - Billie Holiday

Siluet Kegetiran Mempertahankan Hal-Hal yang di Ambang Kehancuran | Makna Lagu Dead in the Water - Noel Gallagher's High Flying Birds

Resensi & Review Buku: Journal of Gratitude [Sarah Amijo]

Terbang Tinggi dan Jatuh Tenggelam di antara Ledakan Gemintang | Memaknai Lirik Lagu Champagne Supernova - Oasis