We Live in Troubled Times! | Analisis Lagu Troubled Times - Green Day
Siang tadi, aku goler-goler sembari berselancar asyik di YouTube menonton
“Ujian Reformasi” Mata Najwa. Usai menonton itu, aku jadi teringat lagu Troubled Times milik Green Day. Auto
nyari official videonya dong. Ketemu. Dulu, video ini sudah beberapa kali
kutonton, tapi rasanya ingin dengar lagunya lagi. Videonya artistik, musiknya
asik, dan liriknya mencekik, keren bukan main. Temanya pun pas untuk didengarkan
dan dicermati saat ini, mengingat berbilang tragedi menimpa negeriku belakangan
ini. Seketika aku merasa seperti ada ‘sudden
urge’ untuk menulis tentang lagu favoritku ini.
Oke.
“Kita sedang hidup di zaman susah!”, kira-kira begitulah maksud dari
judul postingan ini, yang juga merupakan cuplikan lirik lagu Troubled Times oleh Green Day, sebuah
band asal Amerika Serikat yang sering disebut-sebut sebagai “political band” lantaran banyak lagu
mereka yang bertemakan politik, kritik sosial, dan satir terhadap pemerintahan
Amerika Serikat. Troubled Times inilah
salah satu lagu Green Day yang beraroma politis. Troubled Times dirilis pada 15 Januari 2017, beberapa hari
menjelang pelantikan presiden AS ke-45, Donald Trump.
Jadi, alasan mengapa aku tiba-tiba memikirkan lagu ini adalah karena Troubled Times benar-benar kurasakan
sekarang. Negeriku sedang berantakan. Penguasa negara yang semena-mena, koruptor
dibukakan jalan agar makin merajalela, kaum sipil dan proletar dibiarkan
menggelepar, mahasiswa meronta menuntut kedaulatan rakyat. Tapi sayang,
beberapa malah pulang ke kampung halaman berupa mayat. Korban dari para aparat
yang kata bapak kepala staf kepresidenan wajar saja, akibat “kondisi psikologis
yang tidak stabil dikoyak terik”. Omong kosong. Para pemuda itu pun dibawah
matahari yang sama. Tapi apakah mereka menikam, menembak, memakan nyawa? Teman
saya sampai bilang, “Mereka itu aparat atau keparat?” :'D
Untuk menjelaskan isi lagu ini, saya akan bagi jadi 2 tahap:
Menerjemahkan lirik lagu secara bebas (tidak secara harfiah), dan membedah isi music video-nya dan menuliskan setiap
poin yang diperlukan untuk memahami konteks dan konten lagu Troubled Times ini. Walaupun lagu ini
dibuat oleh warga negara AS dan ditujukan untuk pemerintahan AS, saya yakin
pembaca bisa menangkap pesan inti dalam lagu ini, serta menghubungkannya dengan
kondisi Indonesia sendiri.
Alright, ladies and gentlemen.
Now let’s begin with figuring out the meaning of the song first.
Troubled
Times
Era bermasalah/Zaman Gila
What good is love and peace on
earth when it's exclusive?
Apa bagusnya cinta dan kedamaian
jika itu eksklusif (bukan untuk dinikmati semua orang)?
Where's the truth in the written word if no one reads it?
Where's the truth in the written word if no one reads it?
Apa gunanya kebenaran (merujuk pada
media cetak dan jurnalisme), jika tidak ada yang membacanya?
A new day dawning, comes without warning
A new day dawning, comes without warning
Hari baru menyingsing, datang tanpa
peringatan
So don't think twice, we live in troubled times
Jadi jangan berpikir dua kali, percayalah kita sedang berada di zaman susah!
So don't think twice, we live in troubled times
Jadi jangan berpikir dua kali, percayalah kita sedang berada di zaman susah!
We live in troubled times
Kita sedang berada di zaman susah
What part of history we learn when it's repeated
What part of history we learn when it's repeated
Bagian dari sejarah manakah yang
kita pelajari (ambil hikmahnya), jika itu terus berulang?
Some things will never overcome if we don't seek it
Some things will never overcome if we don't seek it
Beberapa hal tidak akan pernah
teratasi, jika kita tidak mengusahakannya
The world stops turning, paradise burning
The world stops turning, paradise burning
Dunia berhenti berputar, surga
terbakar.
So don't think twice, we live in troubled times
So don't think twice, we live in troubled times
Jadi jangan berpikir dua kali,
percayalah kita sedang berada di zaman susah!
We live in troubled times
We live in troubled times
Kita sedang berada di zaman susah
We run for cover, like a skyscraper's falling down
We run for cover, like a skyscraper's falling down
Kita berlari mencari perlindungan,
seolah pencakar langit sedang runtuh
Then I wonder like a troubled mind
Dan aku disini bertanya-tanya dengan pikiran kacau.
(repeat stanza 1)
Then I wonder like a troubled mind
Dan aku disini bertanya-tanya dengan pikiran kacau.
(repeat stanza 1)
Sudah dapat gambarannya kan?
Walaupun liriknya cukup pendek, saya rasa itu sudah cukup untuk mewakili
pesan yang akan disampaikan Green Day. Tapi, lebih dari itu, mereka paham tidak
semuanya bisa menjadi efektif bila terkatakan (dimasukkan dalam lirik),
sehingga dalam Troubled Times ini,
Green Day juga menyampaikan sebagian pesan yang lain melalui simbol-simbol dan
grafik pada music video-nya.
Now let’s take a further look at the messages implied in the music video!
Berikut ini beberapa simbolisme, makna, dan poin penting yang ingin disampaikan
Green Day melalui music video Troubled
Times.
1. Woman Suffrage
Hingga tahun 1920, Amerika Serikat tidak memberikan hak pilih terhadap
perempuan. Politik hanya untuk laki-laki. Setelah hampir satu abad terjadi
protes dan demo dimana-mana, akhirnya pemerintah menetapkan bahwa perempuan
memperoleh hak pilih. Pada detik ke 00.00-00.09, video menunjukkan para
perempuan yang berdemo menuntut hak pilih mereka.
2. Rasisme
Pada detik ke 00.10, digambarkan isu rasisme dan diskriminasi, yang
mengorbankan warga kulit hitam (Afro-American).
3. Hak Asasi Manusia
Detik ke 00.14 menggambarkan tentang isu hak asasi manusia. Warga berdemo
menuntut kebebasan, kesetaraan gaji antara pria dan wanita, tempat tinggal yang
layak, upah buruh yang memadai, integrated
school (sekolah dimana anak-anak dari semua jenis ras dan warna kulit
berkumpul menjadi satu), dan banyak hal lain.
4. Munculnya Donald Trump
00.22 merupakan pertama kalinya presiden AS Donald Trump muncul dalam
video. Walaupun tidak memperlihatkan wajahnya dengan jelas, namun saya yakin
itu Donald Trump, hehe. Cukup jelas, saya rasa. Lagipula, banyak sumber
mengatakan bahwa Green Day ingin menyindir Trump soal ucapan/rencana aneh nan
kontroversial yang ia gaungkan (selama kampanye?), seperti soal pembangunan
tembok pembatas yang memisahkan AS dan Meksiko, pelarangan imigran muslim masuk
ke AS, dukungan penuh terhadap Israel (termasuk penobatan Yerusalem sebagai
ibukota Israel), dll.
5. Stop Racism, Islamophobia, and War
Dari scene pada 00.32, kita bisa menyimpulkan bahwa Green Day mendukung
pemberantasan rasisme, islamofobia, dan perang.
6. Munculnya gambar aktivis HAM Martin Luther King Jr.
Detik ke 00.40 menampilkan gambar Martin Luther Jr, ditambahkan animasi
air mata seolah ia sedang menangis melihat HAM yang ia perjuangkan kini
diinjak-injak. FYI, tokoh HAM satu ini meninggal dibunuh dengan senjata api. *Ngomong-ngomong,
saya jadi ingat mahasiswa yang gugur ditembak aparat kemarin. :’(
7. Lambang tanda tanya dan Hakenkreuz pada bendera AS.
Bendera AS yang seharusnya didominasi bintang, dalam video ini, diubah
menjadi tanda tanya dan Hakenkreus (swastika versi NAZI). Menurut saya, mungkin
disitu Green Day bertanya-tanya apakah AS benar-benar AS, ataukah ia
ditunggangi kelompok tertentu dan menginginkan orang-orang diluar kelompoknya
ditumpas habis. Ehem. “Ditunggangi”. Sounds familiar?
Whoops!
8. Vote for me or you’ll die!
01.15 menunjukkan gambar tangan-tangan yang memegang kertas suara. Namun
jika kita amati, tangan mereka sebenarnya hanya tulang dibalut sarung tangan
putih. Itu menggambarkan bahwa mereka dari kaum lemah yang dipaksa (dan
terpaksa) memilih presiden yang tidak mereka sukai demi suatu hal. Kedengaran
familiar juga? Iya. Di Indonesia juga terjadi.
9. Hukum runcing ke bawah, tumpul ke atas.
01.32 pada video menunjukkan gambar timbangan yang rusak, menyiratkan
bahwa keadilan sudah tidak lagi ada, hukum sudah tidak lagi bernyawa.
10. Sekte Rasis Ekstrem Ku Klux Klan
Simbol dan gambar Ku Klux Klan beberapa kali muncul di video klip ini.
KKK merupakan kelompok rasis ekstrem yang percaya bahwa ras terbaik adalah kaum
warna kulit putih. Sekte ini bersifat rahasia, sehingga anggotanya pun
dirahasiakan. Maka dari itulah saat berkumpul (ritual?) mereka memakai penutup
kepala dan jubah sehingga identitas
tetap terjaga. Mereka beranggapan “America for Whites”, sehingga orang dari ras
dan agama lain halal ditumpas.
11. Vote = Disaster
Ketika pilihan presiden dan wakil rakyat tidak ada yang tepat, rakyat jadi memilih yang terbaik terlepas dari idealisme mereka. "Yang penting yang terbaik diantara pilihan yang ada", katanya. Tapi jika semua sama buruknya, ya sudah. Game over. Perjuangan para pendahulu, para aktivis HAM dan keadilan sosial, ibarat sampah. Sia-sia.
12. Trump menggenggam senjata nuklir
Pada menit kedua, diperlihatkanlah gambar Trump menggenggam roket (?) dengan simbol senjata nuklir diatasnya. Entah aku kurang yakin apa maksudnya, yang jelas kan senjata nuklir berbahaya dan efeknya ganas, mungkin bisa dimaknai sebagai: seorang penguasa yang merusak negaranya sendiri. Anggap saja begitu, toh nyatanya ada yang model begitu (*no sebut merk, takut.).
13. Matinya perdamaian, tenggelamnya persatuan, suburnya permusuhan.
Merpati (simbol perdamaian) yang awalnya berada di tangan Martin Luther
King Jr. dipatuk dan dibunuh oleh elang (lambang negara Amerika Serikat) yang dibawa sosok kartun Donald Trump.
Hal ini melambangkan bahwa perdamaian telah musnah oleh kelaliman penguasa
negara.
14. Pilihanmu membunuhmu, perlahan.
02.42 menghadirkan lagi adegan tulang-tulang tangan yang membawa surat suara. Bedanya, kali ini, setelah beberapa detik tangan itu menggenggam surat suara, ia kemudian berubah menjadi silet. Hal ini menggambarkan bahwasanya apapun pilihan kita, pasti ada dampaknya bagi kita. Kebetulan, disini dampaknya serem. Ialah yang akan membunuh kita. Perlahan. Mengapa perlahan? Karena yang mereka pegang itu silet, bukan kapak, bukan pistol. Matinya lama, siksaannya ekstra, rasa sakitnya luar biasa.
15. Musisi tukang kritik pemerintah, berdarah!
Sebenarnya adegan ini sudah muncul pada menit ke- 01.23, tapi sengaja saya letakkan di akhir karena akan sekaligus menjadi penutup. Adegan diatas menggambarkan seseorang bermain gitar dengan pagar kawat berduri sebagai senarnya. Dan tangannya tentu saja berdarah. Hal ini secara implisit menggambarkan bahwa seniman dan musisi yang berbahaya (baca: suka mengkritik pemerintah) ditekan, disudutkan, atau istilah Bahasa Jawanya, di-cing. Kurang tahu apakah ini juga terjadi di bagian dunia lain, tapi ini terjadi di Indonesia. Kalau mau tahu, coba buka fanspage Iksan Skuter, contohnya. Dihujat, difitnah, dijadikan objek tuduhan tidak masuk akal, macam-macam lah. Bodoh sekali. Padahal, Iksan Skuter bagiku adalah salah satu musisi lokal paling cerdas dan berani yang aku pernah tahu. Ah, cemerlang sekali karya-karyanya!
Tapi sudahlah. Dunia memang aneh. Mereka memang suka berusaha membungkam
pikiran-pikiran kritis. Sudah terbiasa.
Semoga ini bisa dijadikan bahan berpikir dan renungan buat kita semua. Semoga
bermanfaat.
Salam. XOXO
Alvi Rosyidah
@alvrose_
hai Alv.......
BalasHapusHaloo :D
Hapus