Apa Salah Waktu?
Lima detik sebelum menulis judul diatas, saya berselancar di Play Store dengan tujuan window-shopping. Tiba-tiba mata saya menangkap suatu game yang tidak terlalu menarik secara visual (walaupun justru itu yang membuatnya menarik, karena mempunyai rating yang nyatanya tinggi). Saya tertarik mendownloadnya. Tapi sebelumnya, saya terbiasa melihat-lihat komentar dan feedback dari pengguna aplikasi tersebut. Jadilah saya geser-geser-geser-geser kebawah. Seperti pada umumnya, banyak yang berkomentar dengan kata "addictive", "interesting", "great", atau sebangsanya. Ada pula yang berkomentar "great time-killer". Berhubung sudah malam, pikiran saya langsung ngeluyur ke hal lain. Sedikit absurd, tapi, yah, begitulah~ You know me.
Warning ⛔
(Kita telah melalui ranah makna "waktu" dalam konteks per-game-an, dan mulai memasuki ranah makna "waktu" secara universal)
"Great Time Killer"
Kenapa?
Kenapa waktu harus dibunuh?
Jika aku harus menyebutkan satu kata benda yang amat kejam terhadap umat manusia tapi tetap tidak layak untuk dibunuh, itu adalah waktu.
Kenapa demikian?
Karena sejahat-jahatnya waktu, sekencang-kencangnya ia berlalu, bagaimanapun kita amat membutuhkannya. Bagaimana bisa kita membunuh waktu sedangkan banyak orang lain diluar sana yang kehabisan waktu?
Well, aku sering dengar orang berkata, "Tuhan memberikan intensitas waktu yang sama kepada seluruh umat manusia, 24 jam sehari, 7 hari seminggu", ketika ada orang yang berkata bahwa dia tidak mempunyai waktu untuk mengerjakan suatu hal.
Tapi kau tahu apa? Waktu dan pekerjaan yang diberikan Tuhan kepada masing-masing manusia itu berbeda, Kawan.
Mau aku beri sebuah permisalan kecil? Oke.
Siswa A berasal dari keluarga kaya raya, tajir sepuluh turunan, orang tuanya pemilik perusahaan raksasa. Siswa B berasal dari keluarga sederhana yang bersahaja. Ia membutuhkan bantuan biaya untuk menyelesaikan kuliahnya.
Jika ada tawaran beasiswa yang mau membiayai kuliah mereka, siapa menurutmu yang paling greget dan menggebu untuk mendapatkannya?
Siapa yang perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar demi meraih yang ia inginkan? (Yang mana itu adalah satu-satunya jalan agar ia bisa melanjutkan hidup (kuliah)).
Siapa yang rela tidak jalan-jalan ke Mal, tidak pergi rekreasi, tidak ikut hang-out bersama kawan sepermainan, ketika dia berada dalam situasi yang bahkan menggunakan uang untuk makan saja masih mikir-mikir? Dia tentu perlu waktu lebih untuk cari uang, cari makan, cari beasiswa, cari cara untuk apapun, karena ia memang tidak dikaruniai satu kelebihan melebihi anak lainnya. Waktu.
Itulah maksudku, Kawan. Just a little stem example. I mean, it has a lot of branches and twigs. I can give you many more but you have to find it by yourselves.
See?
You can't place one's and another's on a par.
They have different proportions!
Jadi, kepada semua orang, berhentilah membuang waktu. Ia lebih berharga dari itu.
Manfaatkan. Bantu orang lain yang membutuhkan uluran tanganmu.
Berbuat baiklah. Mereka berjuang lebih keras darimu, jadi hargai hidup mereka.
Apapun itu, jadikan hidupmu bermanfaat. Bukan bagi teman-teman geng yang kemana-mana bareng, tapi bagi orang lain yang jauh lebih membutuhkan dan hidup menderita.
Jangan kau kasihani (karena mereka bisa jadi lebih baik darimu dalam beberapa hal), tapi berilah semangat.
Kau tahu? Menurut perspektif mereka, hidup tidak sependek yang kau kira.
-----------------------
Cheers!
Alvi Rosyidah
@alvrose_
keren banget mbak!!!
BalasHapusThanks thanksss ^^
Hapus