Yang Ada di Tanganku
Kututup kelambu kelabu petang itu
Malam yang pekat semakin menyusup merasuki nadiku
Mengalir bersama darah dan sisa daripada asa yang membatu
Mengeras, menutup juntaian sekelebat harap yang tak habis digaru
Puing-puing rasa yang roboh,
Ia akan jadi saksi bisu
Akan harapan semu yang membatu
Beberapa saat aku menyadari betapa beratnya segenggam pasir
Beberapa saat aku menyadari betapa beratnya sejumput garam
Padahal aku hanya berpikir,
Apalah arti dari sebuah kenyataan?
Takdir memang tak bisa disepakati
Namun apa yang dapat keluar dari kehendak Tuhan?
Perlukah kutanya mengapa dunia ini kejam?
Perlukah kutanya mengapa dunia ini tak adil?
Atau siapakah sebenarnya yang tidak adil?
Jahatkah aku bertanya begitu?
Jahatkah??
Jawablah.
Itu takkan merubah apapun.
Good.. (y)
BalasHapus