Tak Bisakah??


Dalam hati kecilku aku merenungi kalimat itu
Ia mungkin kecewa, bisa juga heran sekaligus sangsi
Aku memang bukan apa-apa
Tapi aku ingin menjadi apa-apa..
Dan disitulah letak kerumitannya.

Aku tak mampu.

Hari ini raport UTS dibagikan. Sudah kuduga disana adalah nilai yang asli.
Dan nilai yang kupermainkan benar-benar tertera disana
fiqh : 60
Bahasa Indonesia : 40
Bahasa Inggris : 60
PKn : 42

Bukankah itu deretan nilai yang mengagumkan?
aku menyukainya.
sekaligus membencinya.

Aku ingin memberontak. tapi pada siapa?
Aku ingin mengadu. tapi pada siapa?
Aku ingin marah. tapi pada siapa?
Aku ingin menangis. tapi untuk apa?
Itu sudah terjadi dan takkan kembali.
Ini benar-benar sebuah kehidupan yang melelahkan
Aku sadari itu.

Ibuku seorang guru bahasa Indonesia dan tentu akan 'bangga' dengan nilai kursi terbalikku itu.
bahkan mungkin,
Akan amat sangat 'bangga'!

Dan sekarang aku membutuhkan tanda tangannya.

Apakah aku benar-benar masih waras?
Ataukah aku sudah gila dimakan zaman?
Bagaimana bisa dengan jawaban asal dan nilai mainan aku dapat nilai seburuk itu?
Mungkin disitulah letak kepayahanku.
Aku bodoh.
Mengapa aku bisa murka dengan nilai yang kupermainkan sendiri?
 
Aku butuh jawaban.
Aku butuh pengertian.
Hanya itu.
Tak bisakah?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Analisis Lagu "The Masterplan" - Oasis

Terjemahan Bebas dan Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 2)

Bahaya Jas Almamater (dan Sebangsanya)

Kritik terhadap Standar Sosial serta Impian Manusia yang Terdistorsi | Analisis Lirik Lagu Californication oleh Red Hot Chili Peppers

5 Film dengan Soundtrack Lagu The Beatles

Gloomy Sunday - Billie Holiday

Terbang Tinggi dan Jatuh Tenggelam di antara Ledakan Gemintang | Memaknai Lirik Lagu Champagne Supernova - Oasis

Siluet Kegetiran Mempertahankan Hal-Hal yang di Ambang Kehancuran | Makna Lagu Dead in the Water - Noel Gallagher's High Flying Birds

7 Alasan Mencela Diriku - Kahlil Gibran