Semakin Aku Dewasa ... || #NovemberProject
Hai. Aku seorang
remaja akhir angkatan ’98.
Selama 20 tahun
ini, sudah banyak hal yang berubah. Lingkunganku, keluargaku, teman-temanku,
bahkan aku sendiri. Bukan hanya tentang umur yang semakin menua, tapi juga
tentang segala sesuatu tentang hidup yang aku percaya.
Di bawah ini adalah 6 hal yang aku pelajari dalam prosesku menjadi dewa. Maaf, dewasa.
1. Tentang kepura-puraan yang ternyata menguras tenaga
Bukan, bukan
tentang kupura-puraan seperti yang sedang kamu pikirkan sekarang. Pura-pura senyum
padahal sakit, pura-pura baik padahal munafik, ah itu terlalu klise.
Kepura-puraan yang aku maksud disini lebih ke pekerjaan yang mewajibkan
berpura-pura. Seperti aktor? Ya, tapi kurang tepat. Karena ketika menjadi
aktor, kamu hanya akan berpura-pura ketika kamera menyala. Jika ada kesalahan dalam berpura-pura, kamu bisa mengulanginya asal rol film masih ada. Lalu apa?
Guru. Ya. Ini yang kumaksud. Ketika kamu harus datang ke kelas dengan rapi plus
full battery,
menghadapi murid-murid ruwet dengan pura-pura ramah, berkumpul ke kantor guru
padahal kamu tidak suka terlibat gosip dan pergunjingan sia-sia, dan bahkan
ketika diluar sekolah pun, perilaku harus tetap dijaga. Bukankah itu sangat
menguras tenaga?
2. Begitu banyak hal yang tidak kita pahami. So don’t judge.
Yang satu ini
memang sering kita dengar. Tapi coba kita pikir sekali lagi, masih seringkah
kita berpendapat macam-macam tentang seseorang? Yang sering kita hina, apakah
kau tahu berapa banyak pilihan yang ia punya? Mungkin tidak ada. Yang sering
kita puji-puji, apakah kau tahu berapa kali dalam sehari dia mengharapkan
pujian itu dalam hatinya?
Who knows, right?
3. Kau bisa jadi lebih percaya diri dengan banyak membaca dan belajar bahasa asing.
Entah apakah sudah
ada penelitian yang membuktikan ini atau tidak, yang jelas aku merasakannya
(walaupun sedikit :D ). Kamu boleh jadi tidak tahu seberapa banyak yang orang
lain tahu, tapi paling tidak kamu tahu seberapa banyak kamu tahu. Dan itu
membuatmu lebih percaya diri.
4. Kebenaran dari manusia itu bersifat relatif.
Jika Mark
Zuckerberg disuruh menirukan suara senapan, dia pasti bilang “Bang!” Dan
jika kamu menyuruh Bapak B.J. Habibie, mungkin beliau akan bilang “Dor!” Mereka
sama-sama pintar, tapi kenapa saat ditanya pertanyaan yang sama, mereka
memiliki jawaban berbeda?
Jawabannya adalah
karena telinga orang berbeda, dan proses yang dilakukan dalam otak juga
berbeda. Jadi bisakah kita bilang salah satunya salah?
Jadi, begini
maksudku. Jika kamu disalahkan, dijatuhkan saat adu argumen, atau tidak
disetujui pendapatmu oleh kelompok lain, jangan marah. Cukup percayai benar apa
yang menurutmu benar, dan jangan berdebat kusir dengan orang yang bersikeras
pendapatnya benar. It’s pointless.
5. Tidak semua yang telah kamu usahakan secara maksimal membuahkan hasil maksimal juga. Yang penting setelahnya.
“Saya tidak bangga
dengan keberhasilan yang tidak saya rencanakan, sebagaimana saya tidak menyesal
atas kegagalan yang terjadi di ujung segala usaha maksimal.” Itu tadi adalah
kutipan kalimat oleh Harun Al-Rasyid, Khalifah ke-5 dinasti Abbasiyah (Iya,
yang namanya konon sering muncul di serial Abu Nawas, hehe). Dan aku setuju
dengan kalimat itu. Bagiku, entah gagal atau sukses, tergantung apa yang kamu
lakukan setelahnya. Jika kau gagal, apa kau akan menyerah atau bangkit dan
mencoba lagi? Dan jika kau sukses, apa kau tetap tawadhu’ atau hendak
menyombongkan diri?
6. Society sucks. Social media even worse.
Pertama kali lihat
ini dari bio akun instagram seorang kenalan. Sekali baca, langsung setuju.
Kenapa? Karena aku sudah mencobanya. Sudah agak lama aku tidak aktif
berkegiatan atau bermalang-melintang di medsos kecuali Whatsapp, hehe. Paling
buka Instagram jika mau update tentang tanaman yang aku rawat (wkwk), atau jika
ada DM. Selain itu, tidak. Dan jujur aku merasa lebih rileks dan enteng. Tau
sendiri lah, sosmed itu tempatnya orang-orang unjuk kebahagiaan. Jika kita
merasa kebahagiaan kita ga sampai di suatu poin dimana orang lain ada, disitu
kita merasa terbebani. Kamu mungkin tidak merasakannya sekarang. Tapi cobalah
atur penggunaan sosmedmu, baru nanti akan terasa. :’)
-----------------------------------------
Itu saja dulu.
Oya, ini merupakan
tulisan pertama dari target menulis 7 hari #NovemberProject, kolaborasi dengan
teman saya, Mbak Fira. Jadi kami menulis di blog masing-masing tentang tema
yang sama dengan sudut pandang berbeda. Untuk membaca tulisan teman saya ini,
silakan klik disini! :)
Terima kasih.
@alvrose_
Alvi Rosyidah
Pic: Aeppol Artwork
Ih bagus :(
BalasHapusMbak seniorkuhh. š
HapusJder ! Oh iyaa bedaa yah
BalasHapus?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus