Berat
Pic: Pascal Campion
Sementara kita bukan pengendali nyawa,
bukan juga pemilik aslinya,
siapa yang bersedia ditinggalkan secara tak disangka?
Ingat kan, bahwa nyawa itu dicabutnya tiba-tiba?
~~~~~~~~~~
Jika ditinggalkan orang-orang terkasih itu benar-benar menyakitkan, itulah mengapa cinta itu kadang membebani. Tanpa rambu, perasaan itu muncul sejak kamu lahir. Kamu yang naif dan polos, belum tahu apa itu dunia, dan bahkan belum tahu apa makna "cinta" itu sendiri. Seolah kamu dipaksa menerima kasih sayang, dipaksa mencintai, dengan alur dan cara unik yang membuat dirimu sendiri tidak merasa terpaksa. Aneh, tapi indah.
Entah bagaimanapun prosesnya, tahu-tahu kamu sudah mencintai. Dan kamu tahu konsekuensinya. Dengan mencintai, kamu tahu bahwa kamu akan kehilangan. Kamu akan melepasnya suatu saat nanti, mau tidak mau.
Tapi di kesempatan singkat ini, kamu berusaha membahagiakannya, membuatnya istimewa, memanfaatkan waktu yang ada, menghabiskan waktu membersamainya.
Dalam hati kamu sering berpikir, waktu yang kamu habiskan bersamanya hanyalah bom waktu. Itu adalah detik-detik emas yang berlalu, sembari menunggu kematian salah satu diantara kalian.
Kamu tahu air mata itu ada, dan yang kamu lakukan hanya menunggu. Tentu saja, yang nantinya ditinggal lebih dulu menanggung luka yang lebih berat, berbanding lurus dengan kadar cintanya.
Bukankah menurutmu itu berat?
Oleh sebab itu, cinta itu hanya untuk orang-orang yang kuat.
————————————————
Salam hangat,
Dariku yang ingin meminta maaf.
A.R.
Komentar
Posting Komentar