Resensi & Reviu Buku: The Art of Living: Reflections on Mindfulness and the Overexamined Life [Grant Snider]



Bagi saya, judul buku ini merupakan ekuivalensi dari frasa yang lebih lugas yaitu “How to live as an introvert”. Tidak lain, karena buku ini sungguh relatable bagi kaum introver pelamun, penikmat segala pengalaman rasa, momen, dan bentuk. Dengan persentase jumlah kata yang amat minim, buku ini dapat membawa siapa pun berkelana ke dalam pikiran seorang introver, serta meminjam mata seorang introver untuk melihat dunia. Kata “overexamined” pada judul sungguh bukan kata yang redundan nan mubazir. Dengan menikmati buku ini, kita tahu bahwa Penulis benar-benar telah menerapkan konsep mindfulness. Lebih dari itu, ia mengajak kita menerapkannya melalui tulisan serta ilustrasi-ilustrasi yang memicu pikir.

Selamat menikmati reviu buku ini! 💗

 

Identitas Buku

Judul                      : The Art of Living: Reflections on Mindfulness and the Overexamined Life

Penulis                    : Grant Snider

Tahun Terbit            : 2022

Penerbit                  : Abrams ComicArts

Jumlah Halaman      : 142 hlm.

 

Sinopsis

Buku ini ibarat sekantung camilan ringan yang dapat dikonsumsi kapan saja. Berhenti memakannya tidak merugikanmu, dan membaca kembali mulai dari mana saja bukan masalah. Tak ada alur, no pressure. Setiap bagiannya dapat memakan satu atau dua halaman. Setiap bagian ini pula terdiri atas kotak-kotak berisikan gambaran kartun yang kadang disisipi tulisan. Secara garis besar, tema yang diusung adalah mindfulness atau kesadaran terhadap keadaan sekitar maupun emosi dalam diri.

 

Kelebihan Buku

  • Secara bentuk, buku ini unik. Buku ini memiliki format puisi yang disandingkan dengan komik. Kata “unik” di sini, terserah kalian mau menerjemahkannya bagaimana. Yang jelas, ini termasuk kelebihan karena melibatkan aksi kreatif dalam penciptaannya. Bagus untuk kalian yang ingin mengeksplorasi bentuk serta format buku-buku yang ada.
  • Bagi penutur bahasa Indonesia, kalian dapat belajar banyak kosakata dan kolokasi bahasa Inggris yang dapat digunakan sehari-hari. Adanya ilustrasi mempermudah pembaca dalam mengingat kosakata serta kolokasi baru yang dipelajari.
  • Buku ini merupakan bahan yang bagus untuk melakukan kontemplasi sewaktu-waktu. Rasanya seperti pil yang dapat ditenggak kapan pun kamu butuh. Kurang lebih, konsep poin ini sama dengan pendapat saya terkait buku The Comfort Book karya Matt Haig.
  • Buku ini benar-benar melatih kita untuk menerapkan impresi seni dalam setiap langkah hidup. Buku ini dapat memberi perspektif baru, memancing imajinasi, dan sedikit banyak mendorong untuk lebih mudah menikmati momen dan bersyukur.

 

Kekurangan Buku

  • Buku ini memang unik dengan templatnya sendiri. Namun, di sisi lain, buku ini cukup receh. Membaca preview saja maupun membaca keseluruhan isinya, kamu tidak akan ketinggalan apa pun. Maksud saya, kamu bisa saja menggulir Pinterest atau Cara dan menemukan potongan-potongan konten serupa, dan sama-sama memberimu pengalaman yang persis sama. For free. Konten buku ini juga kerap lewat di beranda Pinterest. Cari saja, pasti ada beberapa berceceran di sana.
  • Ilustrasi terkesan seadanya dan kurang artistik. Saya paham bahwa itu memang berkaitan dengan gaya dan selera. Namun, saya tidak mampu tidak membandingkan dengan ilustrasi yang lebih hidup (tetapi masih masuk untuk gaya serta tema buku) seperti karya-karya Nonnetta Art, Jane Massey, Oamul Lu, atau Anita Jeram. Silakan dibandingkan. Saya pikir saya akan lebih menghargai buku ini jika penulis-ilustrator lebih “berusaha” lagi untuk membuat ilustrasinya. Bukan berarti ini jelek, hanya saja kurang “menghanyutkan”. 😁
  • Beberapa bagian tidak cocok dengan pendapat saya pribadi, hehe. Namun demikian, ini bukan hal yang terlalu buruk, karena bagaimana pun, itu memancing saya untuk berpikir dan menentukan pendapat saya sendiri.
  • Harga, tentu saja terlalu mahal untuk gambar-gambar yang beberapa bagiannya dapat ditemukan dengan mudah di Pinterest ini. Itulah kelemahan buku-buku puisi dan komik pendek semacam ini. Kecuali jika kamu memang ingin mengoleksi buku bergambar atau buku puisi-komik, silakan saja. :)


Bagian Favorit

  • Tentang makna hidup, di mana masing-masing manusia dapat menentukan makna hidupnya sendiri alih-alih mengikuti definisi umum masyarakat.
  • Tentang menjalani hidup sehidup-hidupnya. Sejauh mana manusia dapat disebut telah menjalani hidupnya secara penuh dan meraih pengalaman yang sempurna?
  • Tentang melepaskan apa yang tidak dapat dikendalikan.
  • Tentang cahaya-cahaya yang terkadang luput dari perhatian kita. Membaca bagian ini membuat saya beberapa kali berhenti sejenak dan menggumam, “Iya juga ya, cahaya ini bagus juga.” Sehingga, besoknya ketika saya melihat cahaya yang sama, saya mulai menyadari cahaya yang saya lihat itu sungguh bagus! Hanya saja saya kurang menyadarinya selama ini.
  • Aku suka bagian ini karena sampai sekarang aku masih memikirkannya, dan belum menentukan ada di pihak mana. Haha.
  • Ide-ide random tentang kegiatan yang dapat dilakukan saat hujan turun!
  • Untuk yang satu ini, saya amat menyukai bagaimana Penulis menangkap momen itu dengan kesadaran penuhnya. Indah, terlebih bagi saya yang menyukai musim gugur!
  • Ini lebih gila lagi, di mana Penulis dapat mendeskripsikan berbagai pengalaman dan perasaan yang berbeda dalam satu kata yang sama: Spinning!
  • Beberapa bagian dalam buku ini juga menyenangkan karena ada rimanya! You know I love rhymes, haha!
  • Terakhir, saya menyukai bagian ini karena, entahlah, banyak saja hal-hal yang tiba-tiba muncul di pikiran. :)

 

Kesimpulan

Kesimpulannya, jika kalian punya banyak uang dan rak buku yang besar, silakan beli buku ini. Jika kalian tidak punya rak buku yang besar tetapi punya uang, silakan membeli buku ini versi digital. Jika kalian tidak memenuhi kedua syarat di atas, maka jangan beli buku ini. Lebih baik berselancarlah di Pinterest untuk konten serupa. 😀

Sekian resensi dan reviu buku The Art of Living: Reflections on Mindfulness and the Overexamined Life ini. Semoga bermanfaat!

 

With love,

AR.



Ps: Beberapa pesan dalam inbox e-mail saya terhapus, Kawan. Jika kalian menghubungiku dan belum kubalas, maka itu karena tidak sengaja terhapus saat bersih-bersih spam. 😭 Kindly resend, if you wish! Thanks! :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Lagu "The Masterplan" - Oasis

Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Terjemahan Bebas dan Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 2)

Bahaya Jas Almamater (dan Sebangsanya)

5 Film dengan Soundtrack Lagu The Beatles

7 Alasan Mencela Diriku - Kahlil Gibran

Resensi dan Review Buku Brianna dan Bottomwise [Andrea Hirata]

Terjemahan Bebas dan Analisis Makna Lirik Lagu "Some Might Say" - Oasis

Kritik terhadap Standar Sosial serta Impian Manusia yang Terdistorsi | Analisis Lirik Lagu Californication oleh Red Hot Chili Peppers

Waktu, Jawaban untuk Pikiranmu yang Tak Pernah Tenang Itu | Analisis Video dan Lirik Lagu "Only Time" - Enya