Postingan

Menampilkan postingan dengan label Review Buku

Sejauh Apa Kamu Bermanfaat? | Reviu singkat dan kutipan favorit dari buku Three Cups of Tea oleh Greg Mortenson

Gambar
Di antara ribuan bahkan jutaan manusia yang “terlambat” menemukan jalan hidup dan renjananya, Greg Mortenson dapat dibilang salah satunya. Sebelum memilih satu jalan yang ingin diperjuangkannya selamanya, Greg adalah banyak hal lain, seperti perawat dan pendaki. Gagal dalam pendakian ke puncak K2 mempertemukannya dengan sesuatu itu. Sesuatu yang ingin ia perjuangkan mati-matian: pendidikan bagi perempuan-perempuan dan anak-anak Pakistan, di tengah terorisme Taliban. Buku ini membawa misi kemanusiaan, seperti pendidikan hingga perdamaian. ------------------------------ Saat berniat membersihkan fail-fail lama dalam laptop tuaku–laptop lungsuran dari ibuku yang kupakai sejak SMA dan membersamaiku hingga sekarang–kutemukan dokumen semasa kuliah. Semester 5, pada mata kuliah Extensive Reading: Novels and Periodicals yang seingat saya diampu oleh Ms. Nova Ariani, kami ditugasi menuliskan laporan tentang buku dan artikel yang kami baca sepanjang semester dengan jumlah dan format yang te

Resensi & Reviu Buku: The Art of Living: Reflections on Mindfulness and the Overexamined Life [Grant Snider]

Gambar
Bagi saya, judul buku ini merupakan ekuivalensi dari frasa yang lebih lugas yaitu “ How to live as an introvert ”. Tidak lain, karena buku ini sungguh relatable bagi kaum introver pelamun, penikmat segala pengalaman rasa, momen, dan bentuk. Dengan persentase jumlah kata yang amat minim, buku ini dapat membawa siapa pun berkelana ke dalam pikiran seorang introver, serta meminjam mata seorang introver untuk melihat dunia. Kata “ overexamined ” pada judul sungguh bukan kata yang redundan nan mubazir. Dengan menikmati buku ini, kita tahu bahwa Penulis benar-benar telah menerapkan konsep mindfulness . Lebih dari itu, ia mengajak kita menerapkannya melalui tulisan serta ilustrasi-ilustrasi yang memicu pikir. Selamat menikmati reviu buku ini! 💗   Identitas Buku Judul                            : The Art of Living: Reflections on Mindfulness and the Overexamined Life Penulis                          : Grant Snider Tahun Terbit                : 2022 Penerbit                      

Resensi & Review Buku: Journal of Gratitude [Sarah Amijo]

Gambar
Buku ini aku temukan di antara deretan buku koleksi Reading Corner English SAC (Self-Access Center) Universitas Negeri Malang. Di antara penulis-penulis semacam John Grisham, Ken Follett, Dan Brown, sampai Laura Ingalls Wilder, kupikir buku ini ditulis pula oleh ‘ orang luar ’. Kupikir Sarah Amijo merupakan seorang berkebangsaan Spanyol atau negara-negara dari Amerika Latin yang bahasanya kurang lebih dipeng aruhi oleh bangsa Spanyol. Tak ayal jika aku melafalkan namanya menjadi “/sarah ami h o/”, sebagai konsekuensi logis dari pelafalan /san h ose/ dari kata San J ose, / h alapenyo/ dari kata j alapeño , atau / h uan servantes/ dari kata J uan Cervantes. Baru kuketahui jika penulis merupakan orang Indonesia saat ak u melakukan riset lebih mendalam tentang buku ini.      Dulu semasa masih menjadi mahasiswa UM, kupikir buku ini belum ada dalam rak-rak itu. Maka dari itulah, aku segera mengambil dan membolak-balik tiap halamannya dengan antusias. Semoga kalian juga antusias dalam mem

Resensi & Review Buku: The Comfort Book [Matt Haig]

Gambar
Kita semua tahu–baik secara teori maupun empiris–bahwa di titik-titik terendah dalam hidup kita, selalu ditemukan pelajaran-pelajaran dan hikmah yang tak akan kita temui jika kita tidak mengalami pengalaman buruk itu. Matt Haig dalam buku The Comfort Book ini menuliskan pelajaran-pelajaran yang sebagian besar ia dapatkan pada waktu-waktu sulit yang ia alami. Membaca buku ini terasa seperti membaca jurnal atau buku catatan yang isinya cukup random dan seinginnya penulisnya, atau dalam bahasa Jawa “ sak sir-e penulis ”. Bagi sebagian orang, buku ini mungkin membangkitkan ingatan atau trauma masa lalu mengingat adanya topik depresi dan suicide (bunuh diri) di sini. Tapi tenang saja, saya rasa tidak akan berakhir buruk, karena Matt Haig akan menuntunmu untuk memeluk ingatan dan trauma itu, kemudian hidup berdampingan dengan damai dengannya. Bagi sebagian yang lain, buku ini mungkin hanyalah rangkaian kalimat-kalimat dangkal yang mungkin sudah pernah terpikirkan atau sudah pernah dibaca. S