On Rainy Days, Tangis yang Manis, serta Kenangan yang Dipaksa Habis
Dulu sekali, sekitar tiga belas tahun yang lalu, seorang kakak kelas yang sangat karib memperdengarkan padaku music video lagu ini. Ia menyukai lagu-lagu yang berasal dari negeri ginseng itu sudah biasa. Yang tidak biasa adalah ia berhasil menunjukkan satu lagu yang dapat kuterima. Ya, On Rainy Days oleh boy band B2ST adalah satu-satunya lagu Korea yang kusukai. Hal ini cukup ganjil karena lagu-lagu populer Korea umumnya tidak masuk dalam seleraku. Bahkan, ketika seorang teman menunjukkan lagu oleh SHINee berjudul Sherlock pun (karena ia tahu aku penggemar detektif fiktif Sherlock Holmes), aku malah cenderung benci karena itu bukan seperti Sherlock yang aku tahu, haha.
Namun, Kawan, itu sungguh berbeda saat On Rainy Days melenggang sopan di telingaku. Dan detik itu, aku tidak tahu bahwa itu bukan menjadi titik balik di mana aku mulai menyukai lagu Korea, melainkan menjadikannya sebagai satu-satunya lagu Korea yang aku suka. Benar, Kawan, bukan salah satunya, melainkan satu-satunya. Dan pada satu detik di tiga belas tahun lalu itu pula, aku tidak tahu bahwa On Rainy Days menjadi lagu yang masih kudengarkan hingga detik ini di tiga belas tahun kemudian, bahkan mungkin tiga belas tahun ke depan. Bukankah itu istimewa, melodi-melodi ini?
Aku teringat pada suatu kutipan dari buku yang pernah kubaca karangan
Sujiwo Tejo berjudul Talijiwo. Kutipan itu berbunyi,
“… manusia saat ini terlalu memberhalakan bahasa kata-kata,
walaupun bahasa itu ada macam-macam, dari bahasa tari, bahasa rupa, bahasa
musik, dan lain-lain. Karena memberhalakan bahasa kata-kata, segala hal pasti
ditanya artinya.”
Lagu ini memang tidak menggunakan bahasa yang aku tahu artinya hanya dengan mendengarnya. Fenomena ini bagiku merupakan bukti valid tentang kutipan di atas, di mana kita bisa jatuh cinta hanya dengan bahasa musik saja, tanpa mengetahui artinya. Tetapi, Kawan, proses mencinta itu tidak berhenti sampai di sana. Bagiku pribadi,–jika kita gunakan istilah jatuh cinta dan membangun cinta–aku masih harus mengetahui maknanya agar aku dapat membangun cinta itu. Dengan demikian, aku akan dapat mendengarkannya dalam kurun waktu yang sangat lama. Bagiku, cinta itu terikat suasana yang ia bawa, serta makna.
-------------------------------
Terjemahan berikut aku salin dari sebuah video YouTube, jika
mungkin kau ingin membaca lirik lagu ini dalam bahasa Inggris. Aku akan
menyediakan terjemahan bebas bahasa Indonesianya juga jika kalian ingin membacanya.
Silakan menikmati. :’)
When the world grows dark
And the rain falls quietly, everything is still
Even today, without a doubt, I can’t get out of it
I can’t get out from the thoughts of you
Ketika
langit menggelap
Hujan
turun dengan lembut, suasana terasa sunyi dan hening
Bahkan
sampai hari ini, aku masih terjebak
Dan tak mampu keluar dari bayang-bayang tentangmu yang tak kunjung
sirna
I know it’s over now, I know it’s just reluctance
Now I know that it’s not true
It was my pride that kept me from stopping you
It’s just that I kind of regret it
Aku tahu
semuanya telah usai, dan kutahu sebenarnya aku enggan
Dan
baru kusadari sekarang
Bahwa
gengsikulah yang kala itu menghalangiku menghentikanmu pergi
Kini aku menyesali semua itu
On rainy days, you come and find me
Torturing me through the night
When the rain starts to stop, you follow
Slowly, little by little, you will fade as well
Setiap
hujan turun, kau (memori dan bayanganmu) datang dan mencariku
Menyiksaku
sepanjang malam dengan penyesalan-penyesalan itu
Saat
hujan mulai reda, kau pun ikut menghilang
Menguap bersama rintik yang perlahan memudar
I must be drunk, I should stop drinking now
The feeling rain makes me feel like I’m falling too
Well, I’m not saying that I miss you or anything
It’s just that the time that we spent together is a little sharp
On days like today, the type of days you liked
I pulled out the vivid memories
I knowingly put my feet into the trap of memories
I don’t even make the effort to escape
Aku
pasti sangat mabuk sekarang, aku harus berhenti minum
Air hujan
yang turun membuatku seakan turut terjun bebas
Em,
aku tidak bilang aku merindukanmu atau apa.
Hanya
saja waktu yang kita lalui bersama terasa begitu tajam menusuk sanubari
Di
hari-hari hujan seperti ini, jenis hari yang dulu kau sukai,
Memori-
memori indah itu kugali kembali
Dengan
sengaja kujejakkan kakiku ke dalam jerat kenangan
Yang aku bahkan tidak berusaha melepaskan diri darinya
Now, I’ve completely erased you
I’ve completely emptied you out
But when the rain falls again
The memories of you that I’ve kept hidden for so long
Come back to look for you again
Sekarang
aku telah menghapus semua jejakmu
Telah
kubuang semua kenangan itu jauh-jauh
Namun,
saat hujan kembali turun
Memori
tentangmu yang selama ini kusimpan rapat
Muncul kembali, mencari dirimu yang telah pergi jauh hari
Now there’s no way back to you, but
Now that I see you happy
I’ll try to smile, because
I was the one who didn’t have the strength to stop you
Tak ada
lagi jalan kembali kepadamu
Namun,
melihatmu bahagia sekarang,
kan
kucoba tersenyum
Karena waktu itu akulah yang tak memiliki kekuatan untuk menahanmu
It’s already over, I can’t do anything about it
I’m just regretting it now like an idiot
Rain always falls so this will be a constant cycle
When it stops, I’ll probably stop too
Semua
ini telah usai, tiada lagi yang dapat kulakukan
Aku
hanya terus menyesalinya seperti orang bodoh
Hujan
akan selalu turun, siklus yang takkan berhenti
Dan mungkin ketika hujan itu reda, barulah hati ini menemukan ketenangannya
-------------------------------
Sembari menulis, aku mendengarkan lagu ini on loop. Lumayan juga, beberapa kenangan lama kembali berputar di kepala. Tentang hari-hari itu di asrama, tentang kawan-kawan lama, tentang cerita-cerita lama, tentang mimpi-mimpi terdahulu, tentang aku yang dulu. Tentang aku yang dulu dan pengalaman-pengalaman yang mahal itu.
Terlepas dari makna lagu ini bagiku, kadang aku rindu masa-masa itu untuk alasan-alasan tertentu. Alasan yang tentunya hanya Tuhan dan aku yang tahu.
A.R.
Pic source: Jill Burrow
š„
BalasHapusš¹š¹š¹
Hapus