Stereotip


Pic: Pascal Campion


 JANGAN DIBACA!
*Mengandung 85% pengalaman pribadi dan 25% wawancara
*Kok gitu hitungannya? Kamu anak Sastra ya? Pantesan gak bisa matematika..

_________________________

Istilah “ibu-ibu berkendara” pasti sudah tidak asing di telinga kita, utamanya bagi makhluk-makhluk yang mengaku WNI. Saking tenarnya, saya sering lihat meme-meme yang menyinggung tentang itu di media sosial. Yep, tentang kelakuan si kaum ibu tersebut saat bersepeda di jalan raya.

Suka lupa nyalakan lampu sein, mau belok kanan ngasih tanda belok kiri, lupa matikan lampu sein hingga belokan berikutnya, bersepeda – sangat pelan sekali – di tengah jalan (bukannya di pinggiran), dan lain sebagainya, sudah jadi stereotip bagi ibu-ibu yang berkendara, baik yang menggunakan mobil maupun sepeda motor. Bahkan kadang saya sendiri kalau melihat mobil yang jalannya tidak mantap dan seolah tidak jelas mau nyalip atau bagaimana, dalam hati saya berkata, “Iki mesti wedok sing nyetir”, atau “Iki mesti ibuk-ibuk.”
(translate: Ini pasti yang mengendarai perempuan. – Ini pasti yang mengendarai ibu-ibu)
Haha.. sorry, but that’s what I often think. :3

Hingga suatu hari, aku dihadapkan dengan mobil yang sama tidak jelasnya dengan yang kusebutkan di awal tadi, dan pengemudinya laki-laki!
Pada detik itu juga aku sadar bahwa aku pernah juga melihat mbak-mbak dan ibu-ibu yang ngebut (bukan asal-asalan, tapi dia memang lihai).
Satu bukti lagi nih, pernah lihat film …………. Ummm…. Duh, lupa judulnya! Yang jelas, ada cewek yang mana dia balapan pake mobil lawas yang dipoles lagi, lalu dia balapan sama cowok dengan mobil balap mahal. Dan si cewek menang. (JANGAN SEBUT SINETRON ANAK JALANAN! INI FILM-NYA PAMAN SAM!)
*Hahaha… bukti yang indah, bukan? :v

Nah.. disitu bisa dilihat, apa yang kita pikirkan tentang seseorang tidak bisa disamakan dengan pemahaman umum (stereotip) yang ditujukan pada kelompoknya. Everyone is different, y’know? :’)
Jadi, menurut saya, stereotip itu tidak berguna. We need to break it. Apa gunanya jika tidak sesuai dengan kenyataan? Buktinya ada tuh ibu-ibu yang lihai menyetir, mahir berkendara, sementara banyak juga laki-laki yang gak tegen atau tidak lincah mengemudi.

Analogi serupa bisa diterapkan pada kasus-kasus yang berkenaan dengan stereotip di sekitar kita.

Ah, kamu anak sastra ya! Pinter bikin puisi dong! ­– NO! Tidak semua anak sastra begitu!

Wow, kamu anak psikologi ya! Bisa baca pikiranku, dong! – What????????? -_-

Kamu anak sastra Inggris? Cas cis cus dong Inggrisnya? – Please, jangan samakan dengan anak lain. Kami punya proses yang berbeda.

Mahasiswa **? Gila! Pinter banget lo! – Sssst… Punya kenalan orang dalem.

Kamu lulusan pondok? Wuahhh pinter qiro’ah dong! – Goodness! Tiap orang diberi kemampuan yang berbeda. Mungkin aku gak bisa qiro’ah yang merdu, tapi aku sanggup menafsirkan per ayat!

Atau……..

Aih, anak desa! Tau apa kamu soal teknologi? – Ngomong-ngomong aku penemu pembangkit listrik tenaga buah kenari loh.. :3

Mahasiswa ** ya? Gak keterima di **? Uuuu.. kasiaan.. – Tau nggak, kalo sistem evaluasi siswa beserta seleksi masuk PT disini itu gak ideal? Gak tau ya? Kasiaaan.. Kemarikan telingamu, biar kujelaskan panjang lebar.

Haha.. Kamu lulusan sekolah X. Pasti gak pinter! – Pernah baca quotesnya Bang Pidi Baiq, “Dulu, nama besar kampus disebabkan oleh karena kehebatan mahasiswanya. Sekarang, mahasiswa ingin terlihat hebat karena nama besar kampusnya!” Cieee.. KURANG MEMBACA! :P

______________________

Yah, begitulah kawan. Got the idea?
Kupikir, stereotip itu jahat. Sama jahatnya dengan orang yang menyalakan lampu sein belok kanan padahal mau belok kiri. :v

Break the stereotype and show them who you really are!
Hancurkan stereotip dan tunjukkan pada mereka siapa dirimu sebenarnya!
Break the stereotype and show them how great you can be!
Hancurkan stereotip dan tunjukkan pada mereka kamu bisa menjadi sehebat apa!

Keep fight! ^^
Cheerio!
xoxo
Alvi Rosyidah
@alvrose_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 1) | Literal Translation dan Beberapa Catatan Penting

Analisis Lagu "The Masterplan" - Oasis

Terjemahan Bebas dan Analisis Lirik Lagu Little by Little - Oasis (Bagian 2)

Bahaya Jas Almamater (dan Sebangsanya)

Kritik terhadap Standar Sosial serta Impian Manusia yang Terdistorsi | Analisis Lirik Lagu Californication oleh Red Hot Chili Peppers

5 Film dengan Soundtrack Lagu The Beatles

Gloomy Sunday - Billie Holiday

Terbang Tinggi dan Jatuh Tenggelam di antara Ledakan Gemintang | Memaknai Lirik Lagu Champagne Supernova - Oasis

7 Alasan Mencela Diriku - Kahlil Gibran

Resensi & Review Buku: Journal of Gratitude [Sarah Amijo]