Something Called "Love"
Pic: Pascal Campion
Ah!
Sebenarnya aku tidak suka membicarakan hal-hal semacam ini disini. Topik ini
akan lebih “sampai” kepada audience jika bercakap langsung. Tulisan sering
menjadikan salah paham, indeed,
kecuali jika disampaikan dengan cara penyampaian yang bagus. :’3
Menyadari
bahwa tulisanku sama sekali belum bagus, maka aku hanya akan menyampaikan apa
yang bisa kusampaikan sebisaku yaaa…
Jadi,
semoga tidak ada kesalah-pengertianan
disini ya. :’v
Keep
cool and open-minded, will you? : )
Baik.
Ini
aku, bukan kamu.
Ini
ceritaku, bukan ceritamu.
Ini
opiniku, bukan opinimu.
Jika
kau mau mendengarkan, suatu kehormatan bagiku.
Tapi
jika kau mau mengabaikan, bukan masalah bagiku. ;-)
So
simple!
Kita
mulai dari sini.
Beberapa minggu yang lalu, seorang teman kuliah mengatakan
bahwa ia sedang ‘memperhatikan’ seseorang. Tanpa menyebutkan nama, dia
bercerita alasan mengapa dia memperhatikan pria tersebut. Dia bilang bahwa pria
itu hebat. Sangat hebat. Dia cerdas dan maniak organisasi. Dia memang tidak
terlalu tampan tetapi karismatik.
Suatu ketika, saat kami dan beberapa anak lain duduk di teras
tempat kami biasa numpang WiFi. Ada
pria itu di seberang sana, duduk bersama seorang teman perempuannya. Interupsi,
ungkapan “teman perempuan” disini bukan yang semakna dengan girlfriend di bahasa Inggris, tapi
“teman”. Ya, sekedar teman biasa.
Aku melihat temanku yang sedang
melihat ke pria itu. Dalam hati aku memang kagum dengan orang-orang semacam
itu, dalam artian yang mempunyai bakat, skill, dan kepemimpinan yang bagus.
Tapi begitu susah rasanya untuk benar-benar “suka” pada seseorang. Entah itu
karena sebagian dari mereka ada yang physically and appearance bagus, tapi
terlalu sering bersama (read : terlalu dekat dengan) perempuan, atau sebagian
dari mereka ada yang dewasa secara pikiran dan bagus dalam kepemimpinan, tapi
mereka sudah punya “seseorang”. Hahaha gatau deh. Bingung juga gimana
jelasinnya. :’D
Tentu saja aku tahu bahwa tidak ada
yang sempurna di dunia ini. Laki-laki juga manusia :D, tapi kalau
dipikir-pikir, menyukai seseorang itu beneran buang-buang waktu dan biaya. Kita
memperhatikan dia dari jauh sementara dia nggak notice kita. Kita ngabisin kuota cuman buat nyari apa sebenarnya
nama Instagramnya dan kalo udah ketemu, keterusan nge-stalk dia. Kita beli
aksesoris, outfit yang mutanawwi’atun (bermacam-macam :v) biar kelihatan kece
dan gaul di depan dia. Intinya kita ngelakuin banyak (bukan “segala”. I know
that is inappropriate for some context) cara biar kita di-notice. Banyak hal yang secara langsung maupun tidak langsung bikin
waktu, tenaga, maupun uang terbuang sia-sia.
Menyukai seseorang itu juga hal yang
ruwet. Sekarang mah bilangnya “love you forever”, “happily ever after”, “you’re
my first and last”, “you’re the best thing I my life”, dan sedemikian banyak
gombal-gombal sampah sebangsanya. I just wanna ask for a clarification, do you
really mean that, dude? Sekarang
emang kalian lagi bareng, lagi jaman-jamannya seneng dan berbunga-bunga, jadi
begitu gampang bilang kayak gitu. But are you really sure that you’ll be together
in the future? Yakin kah, kebersamaan yang kita banggakan itu bakal berlangsung
selamanya? Well, aku pribadi sih bahkan gatau apa yang bakal terjadi besok. How
about you? Can you? Future is unpredictable, man. Bisa aja setelah saya posting ini, malaikat maut datang, entah
gimana caranya dia ngambil saya. Atau minggu depan, bulan depan, tahun depan,
ketika bahkan saya belum meraih gelar sarjana saya. Who knows?
Selain itu, perasaan dan kesucian itu bukan mainan, guys. Aku sering liat temen-temen pada
putus-nyambung sama significant other-nya.
Lah? Emangnya sinyal pegunungan? *apasih alvii :’v Intinya, perasaan itu gabisa kita jadikan
hiburan ataupun permainan. Umur kita loh masih sekitar 17 tahunan kan? Nikahnya
mungkin masih 9 tahun lagi. Dan juga embak2 dan mas2 yang udah berumur kepala
2, palingan baru akan benar-benar punya ikatan dengan seseorang 5-6 tahunan
lagi. Kurun waktu segitu itu lama loh, guys..
Kalo kurun waktu segitu dipake sia-sia dan bikin dosa, yaaaaa silakan
dikira-kira sendiri apakah Allah meridhai aktivitas kita atau enggak. Ingat firman Allah dalam surah Adz-Dzariyat : 56 yang
menyampaikan bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah kepadaNya.
Beberapa hari yang lalu aku ngobrol dengan beberapa kakak
tingkat di salah satu UKM di kampus, dan salah satu dari mereka bilang kalo mau
kuliah, targetnya boleh saja gelar, memenangkan kompetisi, membanggakan orang
tua, dan lain sebagainya, TAPI jangan sekali-kali target kuliah adalah ketemu
jodoh! Kating itu bilang, pikiran-pikiran seperti itu apalagi di awal kuliah
bakal mengganggu jalannya kuliah kita. Bayangin, waktu-waktu yang seharusnya
bisa kita gunakan untuk berkarya, berkreasi membuat kerajinan tangan, latihan
mendalami suatu hal, membuat feed blogger XD , dan lain sebagainya, akan
terbuang sia-sia untuk orang yang gak jelas apakah dia pasangan masa depan kita
atau bukan. Ingat sekali lagi, maut itu bukan sesuatu yang bisa diprediksi
siapapun, kecuali Allah. Nah, perbincangan saya dan para kating itu diakhiri
dengan kekagumanku. *Eaaa :’v (ngga gitu juga, cuman salut aja sama
pemikirannya. Jarang2 loh ada orang berpikiran kayak gitu. Padahal dia bukan
berasal dari UKM BDM ataupun ASC (Al-Quran Study Club)). Hehehh :’D
Oh ya, tambahan, kalo seumpama kalian-kalian yang udah
pengalaman punya girlfriend/boyfriend,
terus putus, dan kalian nikah sama orang lain. Bayangin gimana mangkel-nya pasangan kamu yang sekarang,
tau kalo kamu pernah “punya” yang lain sebelum dia. Mungkin dia marah, sakit
hati, jealous, dan … (isi sendiri) :’D
Dan bayangin kalo pasangan kamu ternyata gak pernah have any boyfriend/girlfriend, waaaaa….. sakitnya tuh
dimana-mana!!! XO Mending cepet-cepet kembali ke jalan yang benar deh.. hehe.
Jaga apa yang kalian punya sekarang (hati, jiwa, raga) untuk masa depan yang
anti-divorce (read : lebih baik) wkwk..
Udah ah, gitu aja, ntar kalo ada tambahan, bakal aku bikin
part 2-nya.. Kalo mau nyari-nyari celotehanku lainnya, cari aja di label
“Celotehanku”, atau entry keywordnya di fitur search, OK? Oya, maaf juga kalo
ada kata-kata yang kurang sip dan
terkesan anarkis XD, kita semua belajar jadi lebih baik. Agree?
Bye
now! ^^
XOXO
Alvi
Rosyidah
.
Komentar
Posting Komentar