Postingan

Kritik terhadap Standar Sosial serta Impian Manusia yang Terdistorsi | Analisis Lirik Lagu Californication oleh Red Hot Chili Peppers

Gambar
Sering terlihat bertelanjang dada dengan style berbusana yang agak ganjil itu cukup membuat saya berada di sisi luar lingkaran target pasar Red Hot Chili Peppers. Sampai tadi pagi, saya belum pernah mendengarkan satu pun lagu dari band yang dibentuk di Los Angeles ini. Sungguh tidak pernah dengan sengaja, hingga aku membaca sepucuk surel yang tiba di kotak masuk tadi pagi. Seorang anonim yang baik memintaku mengulas sebuah lagu.      Dengan niat setipis udara yang jika ditiup akan menghambur entah ke mana, kutuju Spotify dan mulai kuketikkan judul lagu itu. Oke, musik intro-nya cukup catchy dan enak didengar. Menyimak liriknya yang mengundang tanya, kulakukan sebuah riset kecil dengan membaca beberapa literatur. Tidak lupa, kutonton pula video musiknya. Ternyata mereka tidak seburuk itu, cukup artistik, meskipun style berpakaiannya (atau lebih tepat “ style tidak berpakaiannya”) tetap ganjil, haha. Dan dakwaan terakhir saya terhadap lagu ini beserta penulis liriknya adalah: Californ

On Rainy Days, Tangis yang Manis, serta Kenangan yang Dipaksa Habis

Gambar
Dulu sekali, sekitar tiga belas tahun yang lalu, seorang kakak kelas yang sangat karib memperdengarkan padaku music video lagu ini. Ia menyukai lagu-lagu yang berasal dari negeri ginseng itu sudah biasa. Yang tidak biasa adalah ia berhasil menunjukkan satu lagu yang dapat kuterima. Ya, On Rainy Days oleh boy band B2ST adalah satu-satunya lagu Korea yang kusukai. Hal ini cukup ganjil karena lagu-lagu populer Korea umumnya tidak masuk dalam seleraku. Bahkan, ketika seorang teman menunjukkan lagu oleh SHINee berjudul Sherlock pun (karena ia tahu aku penggemar detektif fiktif Sherlock Holmes), aku malah cenderung benci karena itu bukan seperti Sherlock yang aku tahu, haha.           Namun, Kawan, itu sungguh berbeda saat On Rainy Days melenggang sopan di telingaku. Dan detik itu, aku tidak tahu bahwa itu bukan menjadi titik balik di mana aku mulai menyukai lagu Korea, melainkan menjadikannya sebagai satu-satunya lagu Korea yang aku suka. Benar, Kawan, bukan salah satunya, melainkan satu

Resensi & Review Buku: Journal of Gratitude [Sarah Amijo]

Gambar
Buku ini aku temukan di antara deretan buku koleksi Reading Corner English SAC (Self-Access Center) Universitas Negeri Malang. Di antara penulis-penulis semacam John Grisham, Ken Follett, Dan Brown, sampai Laura Ingalls Wilder, kupikir buku ini ditulis pula oleh ‘ orang luar ’. Kupikir Sarah Amijo merupakan seorang berkebangsaan Spanyol atau negara-negara dari Amerika Latin yang bahasanya kurang lebih dipeng aruhi oleh bangsa Spanyol. Tak ayal jika aku melafalkan namanya menjadi “/sarah ami h o/”, sebagai konsekuensi logis dari pelafalan /san h ose/ dari kata San J ose, / h alapenyo/ dari kata j alapeƱo , atau / h uan servantes/ dari kata J uan Cervantes. Baru kuketahui jika penulis merupakan orang Indonesia saat ak u melakukan riset lebih mendalam tentang buku ini.      Dulu semasa masih menjadi mahasiswa UM, kupikir buku ini belum ada dalam rak-rak itu. Maka dari itulah, aku segera mengambil dan membolak-balik tiap halamannya dengan antusias. Semoga kalian juga antusias dalam mem

My Love Is Like a Red, Red Rose | Serangkai Ungkapan Kasih dalam Sebuah Puisi Berusia Ratusan Tahun

Gambar
Di kehidupan modern ini, makin hari, dunia makin kehilangan sisi puitisnya. Segala hal terkatakan dengan lugas, ringkas. “ Love ya, babe ,” atau bahkan “ILY” menjadi ihwal familier di antara sepasang kekasih untuk mengungkapkan cintanya. Hambar, membosankan, dan sama sekali tidak mewakili perasaan—jika perasaan itu benar ada. Paling tidak, itu bagiku. Pada esensinya, cinta harus diungkapkan dengan sekuat tenaga. Kau akan lebih mudah mengenalinya jika itu terejawantah dalam tindakan. Namun, jika itu ucapan, oh dear , “ILY” saja tidak cukup. Semua orang—bahkan yang tidak saling cinta—pun bisa mengatakannya.      Dua ratus tiga puluh tahun lalu, seorang pujangga Skotlandia, Robert Burns, menyampaikan perasaannya dengan sangat elok. Itu termaktub dalam manuskrip puisinya yang berjudul A Red, Red Rose. Aku teringat ini saat memutar playlist lamaku di Spotify. Bertengger di sana sebuah lagu berjudul My Love Is Like a Red Red Rose yang pada dasarnya merupakan puisi Robert Burns yang dilaguka