Iridescent Alvrose

Sudah lama sejak aku terakhir bercerita tentang pengalamanku, kan? Apalagi tentang kuliahku di UM, sama sekali belum pernah. Hehee.. Maafkan ^^v Ya, karena kesibukan yang luar biasa dengan waktu yang senantiasa mengejarku, jadilah blog ini kosong, garing tanpa empunya. Hari ini, di UM (Universitas Negeri Malang) mengadakan ABS (Abdi Bhakti Sastra), yang bertujuan untuk meng uatkan keakraban dan kebersamaan kami, warga Faculty of Letter, Universitas Negeri Malang. . . . . . Maaf, Mianhe, Sorry, 'Afwan.. Berhubung aku harus pergi sekarang juga, lain kali kulanjut di PART 2 ya.. To be continue . Yakin. Believe me, ho! T hank you so much yaa ^^ PS : ini udah ada part 2 nya... Check it out, guys! ^^  Just click  here!  

Maaf karena memang aku tak mau mengenang semuanya Merasakan ketidak-adilan itu terlalu menyakitkan Memutar memori lama sama halnya dengan memanggil ingatan-ingatan negatif tentang masa itu Menyesakkan. Hanya ketika aku ingin bangkit, tak bolehkah aku? Hanya ketika aku ingin berdiri, tak bisakah aku? Apakah rantai bergodam besi itu masih terlihat sama dimatamu? Melingkar di mata kakiku tak menghendakiku beranjak? Apakah yang tersisa di masa lalu tak bisa dihapus saja? Sepenting itukah arti sebuah “masa lalu”? Hanya rangkaian kata yang belum beranjak Ia masih disini bersamaku, tak terpedulikan Melesak di tengah rerimbunan dahan-dahan kepedihan Terkurung disana, perasaan yang hidup di dua alam Tidak tahu bagaimana menanggapi Tidak tahu bagaimana mengatasi Ia hanya meresapi. Benar-benar merasakan.

Baru saja aku terbangun dan menyadari hari sudah pagi Semalam , yang kulakukan hanyalah menunggu pagi Rasanya sangat membosankan Mengingat hari selalu berulang begitu saja tanpa ada gubahan Lalu apa yang kita lakukan di siang hari selain menunggu malam? Bagiku, awal dari segala awal di kehidupan ini Adalah kepercayaan Banyak hal lahir dari kuatnya kepercayaan Setelah turun ke bumi, Adam percaya bahwa ia akan menemukan Hawa Begitu pula sebaliknya Mereka percaya Allah akan mempertemukannya kembali Kau pikir untuk apa Allah menurunkan mereka di tempat yang berbeda? Begitulah. Jika kepercayaan itu tidak ada, jadilah mereka meratapi nasib dan perbuatannya. Diam di suatu tempat, - Tidak akan ada yang berubah - Karena ia ada, semua akan bergerak dengan sendirinya Istilahnya ‘otomatis’ Yang perlu kita tahu hanyalah bagaimana membangun kepercayaan itu Serta mempertahankannya Dan itu tidak mudah membangun poros yang berputar   konstan

Sejauh ini ingin sekali kusapa Walau hanya terlontar ‘hai’ ataupun ‘apa kabar?’ Namun rasanya ada saja suatu rasa yang membatasi diriku Berestimasi bahwa akan ada hal yang buruk akan terjadi Tentu saja diluar dugaan Diluar harapan Apakah pengakuan ini masih terdengar angkuh? Suatu pemikiran yang otomatis Yang terjadi saat risau merajai logika Beranggapan bahwa semua orang baik-baik saja Kecuali kita. Kecuali diri kita sendiri. Kita yang terburuk. Kita sendiri yang terpuruk. Secara otomatis pula jika kita mengutarakannya ‘Dia’ menjadi besar kepala Merasa lebih hebat dari kita Merasa lebih ‘segalanya’ dari kita Bukan itu yang kumau, bukan itu. Bukankah kita seharusnya bersama? Bukankah kita seharusnya sekarang masih bersama? Bukankah kita pernah menjelajah waktu bersama? Sejauh ini, Apa kau lupa? Apakah pengakuan ini tidak menjelaskan bahwa aku merindukan kalian?

Im not a light, nor a torchlight Im not white, just any dark colours I enough to know something wrong, Im teenager now I enough to know what’s make me enjoy I enough to know what’s make me jerk I enough to know what’s make me shocked I enough to know what’s make me hurt… That’s the reason why do I chose to silent Why do I tried to write, despite you suspected me the way Why do I cried all night long Why do I chose to walk alone on this world Why do I chose to hate everything beside me Have you ever feel that your life make you nauseated? Have you ever feel that your presence just make the other’s life in disorder? Have you ever think to do a suicide? Have you ever think to thrown by to the hell? Have you? Any one can’t make me feel joy Any one can’t make me feel satisfied I’ve been trying not to speak or tell anything But this wound pain in my heart can’t stop my tears In that way, the tears told what I can’t say But no one kn

Tak satu pun orang di dunia ini menyangkal Kehadirannya membuat tubuh mendadak dingin Menggigil dalam tatapan searah Mengakui ada pandang curiga Tatkala peluh mulai membasahi ubun – ubun Menderas saat mendekat Bergetar saat tepat di muka Menatap matanya terkadang seolah menatap gemintang Yang memantul terang dari langit malam Ingin rasa hati ini meraih satu bintang Mendekap erat dan tak terlepaskan Adakala memandangnya seolah mengarung samudera Dengan bola mata sebutir kelereng itu Dapat kulihat seisi dunia Ya, hanya dengan melihat matanya…