Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Yang Buya Hamka Sampaikan Melalui “Tuan Direktur”

Gambar
Tuan Direktur merupakan buah karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa dikenal sebagai Buya Hamka – sesosok ulama sekaligus sastrawan Indonesia yang cukup prolifik. Tuan Direktur pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 berupa cerita bersambung yang dimuat dalam majalah Pedoman Masyarakat. Sampai sekarang pun, Tuan Direktur ini masih banyak dibaca oleh segenap kalangan hingga ke negeri seberang. Tokoh utama dalam Tuan Direktur adalah Jazuli, seorang pemuda asal Banjarmasin yang merantau ke Surabaya untuk mencari peruntungan. Di buku ini dikisahkanlah perjalanan Jazuli yang merubah pribadinya dari orang rendah hati dan taat beragama menjadi orang yang sepenuhnya berbeda – serigala yang tamak harta. Selain Jazuli, Buya Hamka menghadirkan sosok Pak Yasin sebagai perbandingan Direktur Jazuli dalam menyikapi harta benda dan kenikmatan dunia. Tidak hanya yang berkaitan dengan nafsu materialistik, dibawah ini beberapa pesan yang Buya Hamka sampaikan melalui Tuan Dir...

Disequilibrium

Gambar
Say something to the breezing wind and the pouring rain To the cloudy skies and the dewy terrain Would those choices come back to greet me for the second time? Though I know they have already gone and never going to be offered to me again Even if your flooding tears becoming legend in history of men I know there is nothing anymore can be mend This disequilibrium, has always been sorrows that have no end Malang, 22 Desember 2018 with Green Day's songs in my headphones Pict. source

Masa Lalu untuk Masa Depan | #NovemberProject

Gambar
Apakah kau pernah menyadari berapa besar upaya orang-orang terdahulu mengabarkan kita tentang masa-masa lampau? Mencoba berkomunikasi dengan kita ketika raga tak mampu menyampaikan. Ah, usahlah kuberitahu. Kau pasti tahu pada zaman itu belum ada blog macam begini. Hikayat dari mulut ke mulut? Itu pasti berubah dari kisah aslinya. Karena, kau tahulah, setiap bibir ingin berkontribusi membumbuinya dengan imajinasi. Lalu mereka menemukan cara. Menghafalkan. Ketika umur dikira-kira hendak habis, baru dialihtahtakan ke generasi berikutnya yang dipercaya. Paling tidak itu mengurangi kemungkinan tercampur-aduknya berita. Tapi ternyata takdir tidak menyetujuinya. Banyak kasus menunjukkan bahwa maut kadang datang tidak disangka. Ah, padahal belum sempat cerita itu diturunkannya. Lalu satu cara lagi muncul. Yaitu dengan menuliskannya. Apa yang kau tahu tentang Cleopatra, ukiran hieroglif dalam gua, keberadaan suku Maya, atau bahkan tentang kejayaan Inggris zaman Vi...

Would You Rather ... | #NovemberProject

Gambar
Hai! Selamat datang di postingan kedua saya dalam #NovemberProject :) Beberapa hari yang lalu, saya mengirim gambar ini ke teman kolaborasi saya dalam project ini – Mbak Fira. Ketika saya tanya apa dominan jawabannya ternyata banyak yang berbeda dengan saya. Nah, maka dari itulah, kami tertarik untuk mengetahui apa yang menjadi alasan untuk memilih jawaban masing-masing. Ehem, mungkin kelihatannya ini sepele dan kayak main-main. Tapi menurut saya, permainan semacam ini melatih reasoning lho! Hahaha. Alesan. Tapi bener kan? XD     1. I’d rather meet my great grandchildren. Alasannya? Karena aku pengen tau gimana keturunanku nanti (kalo punya – kalo umur cukup, hehe). Seandainya aku diberi kesempatan ini, aku ingin melihat apakah mereka dalam kondisi baik, apakah mereka sesuai dengan yang kami para tetua harapkan (aih!), dan lain sebagainya. Intinya, melihat masa depan bisa selalu mengingatkan bagaimana kita harus berjuang untuk hari ini. 2....